Kondisi Ekonomi Keluarga Miris, Puluhan Anak Cianjur di Bawah Umur Jadi Korban Human Trafficking

- 24 Juli 2021, 06:10 WIB
Ilustrasi perdagangan anak di bawah umur.
Ilustrasi perdagangan anak di bawah umur. /Pixabay/Alexas_Fotos

Tawaran tersebut membuat para korban tertarik karena terdesak oleh kebutuhan ekonomi keluarga.

Namun, pelaku yang merupakan sindikat penjualan orang, justru mengirim korban ke luar pulau seperti yang ditangani P2TP2A saat ini.

"Korban trafficking asal Cianjur yang dipekerjakan di NTT sebagai pemandu lagu, segera kami pulangkan," kata Lidya.

Baca Juga: Bikin Negara Rugi Besar! 3 Mantan Kades di Cianjur Korupsi Dana Desa Miliaran Rupiah 

"Sedangkan belasan orang korban lainnya di NTB masih dalam proses pemulangan setelah kami berkoordinasi dengan berbagai pihak," sambungnya.

Tidak hanya 12 anak di bawah umur yang tercatat oleh pihaknya, terdapat anak-anak lain yang juga terjebak namun berhasil melarikan diri ketika tahu bahwa dirinya menjadi korban perdagangan orang.

Minimnya pengetahuan dan pengawasan orang tua yang ekonominya sedang sulit, membuat mereka dengan mudah tergiur janji manis pelaku saat menawarkan berbagai pekerjaan.

Baca Juga: Viral Preman Ngaku Polisi Todongkan Sajam ke Pengemudi Gelap di Cianjur 

"Sehingga banyak orang tua yang mengizinkan anaknya untuk bekerja di luar kota atau luar pulau karena uang yang dijanjikan dapat membantu ekonomi keluarga. Namun setelah tahu, mereka baru melaporkan hal tersebut ke kami," katanya.

Selama pandemi, pihak P2TP2A mengaku kesulitan untuk menggencarkan sosialisasi terkait trafficking ke berbagai kalangan secara langsung.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah