Usul ke Jokowi, Ridwan Kamil Minta Polri dan TNI Dilatih Jadi 'Dokter' untuk Bantu Vaksinasi

- 9 Oktober 2020, 20:12 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat memimpin rapat.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat memimpin rapat. /ANTARA

PR BEKASI – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo agar aparat TNI dan Polri diberikan pelatihan khusus.

Pelatihan yang diusulkan tersebut bertujuan membantu para dokter dalam menyuntikkan vaksi untuk mengatasi virus covid-19.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Jumat, 9 Oktober 2020, dalam tayangan diskusi bersama dr Reisa Broto Asmoro yang disiarkan oleh Sekretariat Presiden di Jakarta, Ridwan Kamil mengatakan bahwa petugas TNI dan Polri dibutuhkan untuk tahapan vaksinasi.

Baca Juga: Tidak Terlihat Tanda-tanda Keluarkan PERPPU, Jokowi: Kalau Tidak Puas, Silakan Judicial Review ke MK

Menurutnya, hal tersebut mengingat luasnya wilayah Indonesia dan banyaknya penduduk yang harus disuntik vaksin.

“Saya titip kemarin ke pak Jokowi, pak kalau boleh dilatih TNI Polri membantu dokter, dilatih suntik vaksin,” kata Kang Emil, sapaan akrabnya.

Kang Emil menjelaskan bahwa ada beberapa tantangan proses vaksinasi jika kandidat vaksin COVID-19 telah diteukan dan ditanyakan aman untuk diedarkan.

Tantangan itu, menurutnya, yakni bagaimana untuk memproduksi ratusan juta vaksin dan bagaimana menyuntikkan vaksin ke masyarakat.

Baca Juga: Hadapi Bonus Demografi, Ida Fauziyah: Omnibus Law Revisi UU yang Hambat Penciptaan Lapangan Kerja

Selain itu, ada keterbatasan jumlah tenaga medis untuk melakukan vaksinasi hingga ke seluruh Tanah Air.

“Karena kalau jumlah dokternya seperti hari ini, itu mungkin bisa setahun seluruh rakyat Indonesia disuntik, kata Kang Emi menambahkan.

Kang Emil juga memperkirakan, dengan bantuan aparat TNI dan Polri, vaksinasi ke seluruh Indonesia dapat dipercepat hingga tiga bulan.

Jadi, ungkapnya, pada 2021, Indonesia sudah memulai fase pemulihan dan menuju normal baru.

“Tanpa itu terlalu lama sehingga baru 2022 kita normal baru,” ungkapnya.

Baca Juga: Tanggapi Penolakan UU Cipta Kerja Masyarakat, Respons Jokowi Tak Sesuai Harapan

Diketahui, saat ini Indonesia memiliki dua opsi dalam mengembangkan vaksin COVID-19.

Opsi pertama yakni vaksin Merah Putih yang sedang dikembangkan Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional serta Lembaga Bio Molekuler Eijkman.

Opsi kedua yakni pengembangan vaksin dari kerja sama internasional.

Kerja sama internasional tersebut di antaranya dengan perusahaan farmasi asal Tiongkok PT Sinovac, lalu kerja sama dengan Sinopharm, dan Grup 42 dari Uni Emirat Arab.

Baca Juga: Wanita Simpanan Anggota DPR Ancam Bongkar Rahasia Jika UU Ciptaker Tak Batal, Joko Anwar: Wayolo

Selain itu, terdapat juga kerja sama antara Genexine, Korea Selatan dengan PT Kalbe Farma.

Sementara, proses pengembangan kandidat vaksin COVID-19 dari PT Sonovac, yang bekerja sama dengan PT Bio Farma Persero, sudah memasuki proses uji klinis fase III di Bandung, Jawa Barat.

Diketahui, uji klinis III vaksin Sinovac itu dimulai sejak Agustus 2020 dengan melibatkan 1.620 relawan.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x