Fasilitas Daur Ulang Limbah Botol Plastik Pertama Akan Hadir di Cikarang

7 April 2021, 20:47 WIB
Pembangunan fasilitas daur ulang botol plastic di Cikarang Kabupaten Bekasi diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pasokan bahan baku plastik. /PIXABAY/VIVIANE6276/ /

PR BEKASI – Melalui Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dirinya mengatakan bahwa Indonesia masih berada di peringkat bawah dalam hal penggunaan bahan baku plastik dari dalam negeri.

Dirinya pun menilai, penggunaan bahan baku dari plastik di Indonesia, terbilang masih sangat rendah dibandingkan negara-negara maju lainnya.

Dengan fakta tersebut pun, Menperin mendukung secara penuh pembangunan fasilitas daur ulang botol plastik di Indonesia.

Baca Juga: Mulai Timbul Kemacetan, Pemprov DKI Jakarta Beri Penjelasan soal Ganjil Genap yang Dilonggarkan

"Indonesia masih berada di tingkat terbawah penggunaan plastik di dunia. Jauh di bawah Amerika, Tiongkok dan Jepang," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs Pemkab Bekasi, Rabu, 7 April 2021.

Sejalan dengan hal itu, dirinya antusias dan meresmikan peletakan batu pertama pembangunan fasilitas daur ulang botol plastik.

Tepatnya di Kawasan Greenland International Industrial Center (GIIC), Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, pada Senin 5 April 2021.

Baca Juga: Ormas Sebut Kuda Lumping Musyrik dan Bubarkan Pertunjukan, Muannas: MUI Mesti Bersikap

Pembangunan fasilitas daur ulang botol plastik ini diinisiasi oleh Coca-Cola Amatil Indonesia (Amatil Indonesia) dan Dynapack Asia.

Dengan adanya fasilitas tersebut, nantinya diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pasokan bahan baku plastik.

Dikatakan oleh Menperin, kebutuhan bahan baku plastik skala nasional mencapai 7.2 juta ton per tahun.

Baca Juga: Lama Tak Terdengar, Mantan Menpora Imam Nahrawi Resmi jadi Penghuni Lapas Sukamiskin Selama 7 Tahun

Sebanyak 2,3 juta ton bahan baku berupa bijih plastik lokal disuplai oleh industri di dalam negeri.

"Sedangkan, kebutuhan bahan baku industri daur ulang plastik itu sendiri, secara nasional berkisar di angka 2 juta ton," ujarnya.

"Dengan pasokan dari dalam negeri baru sebesar 9.000 ton dan sisanya, merupakan pasokan impor. Jadi, masih banyak peluang untuk berkembang," sambungnya.

Saat ini plastik sebagai bahan kemasan pangan masih menjadi pilihan utama bagi industri makanan dan minuman.

Baca Juga: Menko Airlangga Ingatkan Pengusaha untuk Wajib Bayar THR Idul Fitri 1442 H

Hal ini karena memiliki keunggulan seperti higienitas, sifatnya yang mudah dibentuk, dan massa yang ringan.

Ditambah dengan umur produk menjadi lebih panjang, tahan atau kuat terhadap benturan-benturan, serta transparan.

Sementara itu Presiden Direktur Coca Cola Amatil Indonesia Kadir Gunduz menilai positif terkait pembangunan fasilitas daur ulang tersebut.

Baca Juga: Kritik KPK Soal SP3 di Kasus BLBI, Mardani Ali Sera: Kenapa Jadi Contoh Kasus SP3 Pertama?

Menurutnya, kolaborasi antara Amatil Indonesia dan Dynapack Asia merupakan salah satu langkah konkret dalam mencapai Sustainability Ambitions 2020-2040.

"Selama beberapa tahun terakhir, kami tidak hanya terus berinvestasi dalam teknologi kami, kapasitas rantai pasok dan keselamatan serta kapabilitas karyawan kami," katanya.

"Namun juga dengan sadar mengambil berbagai keputusan untuk berinvestasi dalam kemasan berkelanjutan, energi terbarukan, manajemen air, serta kesejahteraan dari konsumen serta komunitas kami." sambungnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Pemkab Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler