Angka HIV-AIDS Tinggi, Penyimpangan Orientasi Seks Jadi Penyebab Utama

4 Desember 2019, 09:41 WIB
HIV-AIDS.* /Reuters/

CIKARANG (PR)- Meningkatnya penderita HIV-AIDS di Kabupaten Bekasi mulai mendapatkan perhatian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi.

Semakin tingginya kasus penularan HIV-AIDS, dikatakan Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Irfan Maulana, disebabkan oleh perubahan orientasi seks.

Laki-laki menjadi penyumbang kasus penularan HIV-AIDS tertinggi saat ini. Hal ini didasari oleh meningkatnya jumlah penyimpangan seksual para pecinta sesama jenis terutama homoseksual.

Baca Juga: Hanya 281 Titik PJU yang Dipasang Pemkot Bekasi Selama Tahun 2019

Untuk itu, Irfan mengimbau agar para istri bisa mewaspadai perubahan orientasi seks yang bisa saja terjadi kepada para suami.

“Ini yang harus menjadi kewaspadaan juga bagi para istri. Ini harus jadi aware buat para istri karena ternyata banyak suami punya pasangan sesama jenis di Kabupaten Bekasi,” katanya.

Kewaspadaan ini karena istri menjadi salah satu pihak yang terdekat dengan suami. Tidak hanya itu, istri pun menjadi pihak yang paling rentan tertular dari praktik homoseksual yang dilakukan suami dengan pasangannya.

Baca Juga: Pembuatan Lubang Biopori Diharapkan Bisa Menyebar Hingga RT RW

“Karena kan istri ini yang secara halal berhubungan dengan suami. Namun, jika suami yang justru mengidap kelainan, tentu yang menjadi rentan yakni istri,” ucap dia.

Dalam kehidupan sehari-hari, kata Irfan, tidak ada hal yang mencolok dari pria pecinta sesama jenis ini. Mereka terlihat seperti pria normal. Tetapi, kejanggalan dapat ditemukan saat mereka memeriksakan kesehatannya.

“Medis akan mengetahui kecenderungan orientasi seksual pasien tersebut, terlebih dari diagnosa yang dilakukan,” ucap dia.

Baca Juga: Meningkat Dua Kali Lipat, Ini Rincian 25 Raperda Kabupaten Bekasi di Thun 2020

Irfan mengatakan, para istri dapat mewaspadai perubahan sikap suami. Dalam beberapa kasus, perubahan itu terjadi ketika suami telah mulai mengurangi perhatian pada istri, begitupun dalam hubungan suami istri.

“Kuncinya tingkatkan perhatian istri dan beri pendampingan hingga suami bersedia memeriksakan kondisinya,” ucap dia.

Berdasarkan dataDinas Kesehatan Kabupaten Bekasi sepanjang tahun 2019, jumlah penderita HIV dan AIDS bertambah 105 pasien. Ironisnya, penambahan itu didominasi oleh perilaku hubungan pria sesama jenis.

Baca Juga: DPRD Bekasi Targetkan 25 Perda Selesai di Tahun 2020

“Tahun ini bertambah 105 pasien HIV dan AIDS, pria ada 74 orang dan wanita sebanyak 31 pasien," ucapnya.

Dari 74 pria penderita HIV dan AIDS itu, 46 pengidap di antaranya merupakan pecinta sesama jenis. Jumlah tersebut belum ditambah enam kasus waria. 

“Ini tentu menjadi kekhawatiran bersama, di mana terdapat perubahan penyebab penyebaran HIV dan AIDS yang harus sama-sama kita cegah,” ucap dia.

Baca Juga: Sempat Takut Terjadi Bencana, Semburan Air Justru Jadi Tempat Wisata

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan, peningkatan perilaku penyuka sesama jenis diakibatkan di antaranya karena hubungan jarak jauh dengan pasangan yang sah serta gaya hidup.

“Di Bekasi kan banyak perantau, mereka jauh dari istrinya sehingga menjadi potensi. Apalagi berada di lingkungan yang kehidupannya demikian pula,” ucap dia.

Sementara itu, selain penyuka sesama jenis, kasus HIV AIDS di Kabupaten Bekasi terdeteksi pada wanita pekerja seks (14 kasus), kelompok berisiko tinggi (4) dan pria pelanggan pekerja seks (2).

Baca Juga: Pemkab Bekasi Lakukan Pemetaan Sungai-Sungai Penyebab Banjir

“Ada juga kasus lain seperti penggunaan narkoba, transfusi darah, alat tato, transplantasi organ tubuh, dan ibu ke bayi sebanyak 33 penderita,” kata Irfan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Sri Enny Mainiarti mengatakan 105 kasus baru tahun ini membuat akumulasi penderita HIV dan AIDS di Kabupaten Bekasi bertambah menjadi 1.670 orang.

“Bagi laki-laki yang sudah berumah tangga sangat diperlukan kesetiaannya terhadap pasangan sehingga bisa memotong rantai penularan virus ini,” katanya.

Baca Juga: Bupati Bekasi Kecewa Keterlibatan Persikasi dalam Pengaturan Skor di Liga 3

Pihaknya juga terus melakukan upaya menekan kasus HIV dan AIDS di antaranya pengembangan layanan konseling dan tes HIV sukarela, sosialisasi pada populasi Risti, dan pengembangan layanan perawatan dukungan pengobatan.

Selai itu, dilakukan juga sosialisasi warga binaan di lembaga pemasyarakatan dan murid di sekolah, serta pemeriksaan viraload dan CD4 bagi para orang dengan HIV-AIDS.

“HIV dan AIDS berbeda, HIV itu virusnya sedangkan AIDS bisa dibilang stadium akhir dari infeksi virus HIV di mana kemampuan tubuh untuk melawan berbagai infeksi sudah hilang sepenuhnya. Kami berharap yang positif HIV tetap bisa maksimal menjalankan kehidupan. Hal yang paling penting rutin memeriksakan diri agar rantai penularan bisa dihentikan,” kata dia.***

Editor: Abdul Muhaemin

Tags

Terkini

Terpopuler