Picu Krisis Diplomatik Timur Tengah, Putri Saddam Hussein Muncul di Televisi: Akan Teruskan Jejak Sang Ayah

- 21 Februari 2021, 09:33 WIB
Raghad Saddam Hussein muncul ditelevisi dan mengatakan akan melanjutkan jejak sang ayah, Saddam Hussein hingga memicu krisis diplomatk Irak, Arab Saudi, dan Yordania
Raghad Saddam Hussein muncul ditelevisi dan mengatakan akan melanjutkan jejak sang ayah, Saddam Hussein hingga memicu krisis diplomatk Irak, Arab Saudi, dan Yordania /Daily Mail UK

PR BEKASI - Putri sulung diktator Irak, Saddam Hussein, Raghad Saddam Hussein tampil di saluran televisi satelit Arab Saudi.

Kemunculan Raghad Saddam Hussein kini menjadi sorotan warga Timur Tengah bahkan warga di hampir seuruh negara di dunia.

Sebelumnya, sang ayah, Saddam Hussein dikenal sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar di Timur Tengah.

Baca Juga: Najwa Shihab Akui UU ITE Perlu Direvisi, Henry Subiakto Tegaskan yang Berhak Menilai Hanya MK

Namun, hal tersebut justru membuat warga di Timur Tengah membencinya.

Saddam Hussein adalah diktator Irak yang menjadi pemicu peperangan di Timur Tengah.

Nama Saddam Hussein kian dikenal oleh berbagai dunia sejak beberapa tahun lalu.

Baca Juga: Pesawat Tempur China Lintasi Pulau Pratas, Kemenhan Taiwan Kerahkan AU Siapkan Rudal Pertahanan Udara

Diketahui bahwa Saddam Hussein menyerang Iran pada 1979 silam.

Peristiwa itu terjadi setahun setelah revolusi Islam.

Sementara itu, perang Irak-Iran berlangsung selama 8 tahun dengan hasil buntu.

Baca Juga: Anda Penerima BSU BLT Subsidi Gaji Rp2,4 Juta Tahun Ini? Simak Cara Cek Transferannya Secara Online

Pada 1990 silam, Saddam Hussein kembali melancarkan invasi ke Kuwait.

Perang Teluk pun pecah kala itu, tetapi pihak Irak kalah telak.

Pasalnya, Kuwait didukung oleh Amerika Serikat (AS), Inggris, Arab Saudi, Mesir, Prancis, dan pendukung Kurdistan.

Baca Juga: Baru Pertama Kali Rumahnya Terendam Banjir, Irish Bella: Gila Parah Banget, Lantai Satu Udah Terendam Semua

Memasuki abad ke-21, Saddam Hussein digulingkan oleh AS. Diktator Irak itu dituduh memiliki senjata penghancur massal meski belum terbukti hingga kini.

Saddam Hussein ditangkap oleh pasukan koalisi AS pada Desember 2003 dan dihukum gantung pada November 2006 dengan dakwaan pembunuhan terhadap penganut Islam Syiah di Irak.

15 tahun kemudian, mendadak putri sulung Saddam Hussein muncul di televisi, mengguncangkan rezim di sejumlah negara Timur Tengah.

Baca Juga: Ada Berapa Jenis Alergi dan Gejalanya? Simak Penjelasannya

Raghad Saddam Hussein tampil di saluran televisi satelit Arab Saudi, Al Arabiya pada Senin 15 Februari 2021 lalu sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Middle East Monitor.

Putri sulung Saddam Hussein itu sempat melontarkan pernyataan yang cukup mengejutkan saat diwawancarai Sohab Charair, sebagaimana diberitakan oleh Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul, "Timur Tengah Terguncang usai Putri Saddam Husein Muncul di Televisi, Seret Yordania dan Arab Saudi".

Raghad mengatakan sangat mungkin dirinya akan terjun ke dunia politik di Irak seperti sang ayah.

Baca Juga: Coreng Institusi Polri, Kapolri Akan Tindak Tegas Kompol Yuni

Pernyataan ini memicu krisis diplomatik antara Republik Irak, Kerajaan Arab Saudi, dan Yordania.

Kementerian Luar Negeri Irak segera merespon ucapan Raghad Saddam Hussein di televisi asing itu.

Mereka memprotes kemunculan Raghad di Al Arabiya TV yang cukup mengguncang masyarakat Irak.

Baca Juga: Geisz Chalifah Anjurkan Anies Tak Sombong Seperti Pendahulunya, Muannas Alaidid: Tega Benar

Nota protes dari Irak segera dikirimkan ke Duta Besar Yordania dan Arab Saudi di Baghdad.

Saat itu, kondisi Irak sedang kacau. Pasukan koalisi AS datang menyerbu Baghdad untuk menggulingkan Saddam Hussein dari kursi kepresidenan.

Kini, ketika situasi lebih terkendali, Raghad Hussein tampil dengan percaya diri ke publik.

Baca Juga: Digenangi Banjir hingga Satu Meter, Polisi Tutup Akses Kawasan Industri Jababeka Kabupaten Bekasi

"Semuanya memungkinkan," kata Raghad saat ditanya soal kemungkinan peran politiknya di Irak.

Raghad Saddam Hussein mengecam Iran yang dianggap sudah terlalu banyak ikut campur dalam urusan politik Irak hari ini.

Menurutnya, 'Orang-orang Iran berani mengganggu Irak setelah kekuatan yang nyata tak lagi berkuasa'.*** (Mahbub Ridhoo Maulaa)

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah