Efek lain untuk memperlihatkan kesan seram ialah dimunculkannya ”caling” atau taring tajam yang menyembul dari mulut ondel-ondel.
Selain itu, ondel-ondel juga digambarkan memiliki rambut ”jebrig” yang menjingkrak ke atas.
Biasanya rambut ondel-ondel terbuat dari bahan ijuk meski sekarang kerap dimodifikasi dengan lidi yang dililit kertas warna-warni.
Kostum yang membalut boneka ondel-ondel biasanya senada. Semula identik dengan kain sarung bermotif kotak-kotak.
Sebagai pelengkap, ondel-ondel juga suka dipasangi kalung besar serupa tasbih. Namun, kini kostumnya lebih variatif sesuai dengan keperluan acara.
Detail lain boneka ondel-ondel ialah bagian telapak tangannya yang berbahan tripleks tetapi dibuat menyerupai tangan manusia yang terdiri atas lima jari.
”Jadi kalau ondel-ondel berputar-putar, penonton yang deket suka ada saja yang kena ’tabok’ tangan ondel-ondel. Sekarang sih banyaknya tangan ondel-ondel sudah diganti pakai centong nasi,” kata Kong Guntur.
Biasanya, ondel-ondel ”ditanggap” saat akan ada pesta. Ondel-ondel yang semula hanya dijadikan pajangan, lantas digerakkan oleh orang yang masuk ke dalam rangka ondel-ondel. Dengan iringan musik khas Betawi, ondel-ondel pun berjoget-joget.
”Tidak jarang orang yang ada di dalam rangka ondel-ondel sampai ’kemasukan’ (roh halus). Gerakannya pun jadi liar,” katanya.
Melihat atraksi ondel-ondel yang demikian, biasanya warga sekitar menyemut di sekitarnya untuk melihat lebih dekat. Tak terkecuali para bocah cilik yang bercampur rasa takut sekaligus penasarannya pada aksi ondel-ondel.