PR BEKASI - Walikota Bekasi dan 13 orang lainnya, jadi tersangka usai operasi tangkap tangan (OTT) di Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 5 Januari 2022.
Rahmat Effendi, disebut KPK yang kini menyidik kasusnya, menerima suap dari para pengusaha dengan kode ‘Sumbangan Masjid’.
Seperti apa fakta-fakta yang sudah terkuak saat ini? Berikut PikiranRakyat-Bekasi.com rangkum untuk Anda
- Siapa saja tersangka?
KPK menetapkan ssembilan orang menjadi pemberi suap Walikota Bekasi Rahmat Effendi, yaitu inisial AA, LBM, SY, dan MS.
Lima tersangka penerima suap Rp7,1 Miliar yaitu Walikota Bekasi Rahmat Effendi, inisial MB, MY, WY, serta JL.
- Barang bukti
Dalam penggeledahan, ada dua koper, dan satu tas besar, yang dibawa dari ruang kerja Wali Kota Bekasi, masuk ke mobil.
Baca Juga: 10 Januari Hari Sejuta Pohon Sedunia, Indonesia Pernah Canangkan Gerakan Satu Miliar Pohon
Ada dua mobil innova, satu warna hitam satunya lagi warna silver.
Telah dipertontonkan juga ke publik, tumpukan uang kertas sebesar Rp3 miliar dan buku tabungan dengan saldo Rp2 miliar, dalam ekspos kasus oleh KPK.
- Kasus
Masih berlangsung penyelidikan kasus Walikota Bekasi, Rahmat Effendi, yang jadi tersangka maling uang rakyat (korupsi).
KPK menyampaikan penyelidikan terkait dugaan maling uang rakyat, dalam pengadaan barang dan jasa, serta lelang jabatan di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi.
- Pengganti Rahmat Effendi
Wakil Walikota Bekasi, Tri Adhianto, ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Bekasi usai ditangkapnya Rahmat Effendi dalam kasus maling uang rakyat.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menunjuk Tri Adhianto sebagai Plt sesuai dengan arahan Kementerian dalam Negeri (Kemendagri).
Baca Juga: Profil Philippe Coutinho, Eks Liverpool yang Melempem di Barcelona, Kini Gabung Aston Villa
- Kenapa disebut kasus ‘Sumbangan Masjid’?
Walikota Bekasi, Rahmat Effendi disangka menerima suap Rp7,1 miliar sebagai bentuk imbalan.
"Sebagai bentuk komitmen tersangka Rahmat Effendi, diduga meminta sejumlah uang, pada pihak yang lahannya diganti rugi Pemkot Bekasi," ucap Ketua KPK, Firli Bahur Kamis, 6 Januari 2022.
Ketua KPK Firli Bahuri mengungkapkan, dugaan suap Walikota Bekasi disebutkan dengan dalih 'Sumbangan Masjid'.***