Beredar Kabar Warga Bekasi Tewas Akibat Virus Corona, Kerabat Korban Sampaikan Faktanya

- 6 Maret 2020, 18:30 WIB
ILUSTRASI mendiang pasien virus corona asal Bekasi.*
ILUSTRASI mendiang pasien virus corona asal Bekasi.* /Foto Istimewa PR

PIKIRAN RAKYAT - Seiring dengan konfirmasi dari Presiden Jokowi tentang adanya pasien positif virus corona di Indonesia, berita-berita tidak benar tentang virus corona pun bermunculan kembali di sejumlah wilayah.

Di Bekasi, seorang warga yang bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi swasta dikabarkan meninggal pada 3 Maret lalu akibat virus corona.

Orang yang bersangkutan memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri tepatnya Malaysia. Dia juga sempat dilarikan ke Rumah Sakit swasta di Bekasi dan Rumah Sakit Dr. Hadiz (RSDH) Cianjur karena ada keluhan batuk dan demam.

Tim Jabar Saber Hoaks mengklaim kabar kematian warga Bekasi akibat virus corona tersebut sebagai false context atau konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah.

Baca Juga: Kawanan Perampok di Bekasi Berhasil Digagalkan oleh Warga

Hal ini tersebar lantaran pesan berantai di WhatsApp yang menyebutkan pasien meninggal akibat virus corona.

Assalamualaikum, Ada info dari rekan kerja yg tinggal di Villa Bekasi Indah 1, bahwa salah satu warganya ada yg positif terkena virus Corona, hari ini meninggal dunia dan akan dimakamkan di TPU Mangunjaya.Untuk sementara waktu, hindari tempat tempat keramaian, tetap menjaga kesehatan dan semoga Allah SWT menjaga kita semua. Aamiin,” tulis pesan tersebut.

Pada saat pesan ini dibagikan dari grup ke grup, sontak membuat warga Kabupaten Bekasi khawatir.

Seperti diberitakan sebelumnya oleh Pikiranrakyat-bekasi.com, Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja menepis kabar yang menyebutkan bahwa terdapat warganya yang meninggal akibat virus berbahaya itu lantaran pasien suspect berusia 50 tahun itu telah dipastikan bahwa penyebab tewasnya bukan karena virus dari Wuhan, Tiongkok itu.

"Warga kami, berinisial D meninggal akibat penyakit lain, bukan (virus) corona," kata Eka Supria Atmaja di Cikarang, Kabupaten Bekasi pada Selasa, 3 Maret.

Baca Juga: Ingin Menikah Namun si Dia Belum Siap? Berikut Tips Jika Pasangan Anda Katakan ‘Jalani Saja Dulu’ 

Dikutip oleh Pikiranrakyat-bekasi.com dari akun Instagram @turnbackhoaxid, gejala yang ditunjukan oleh pasien bukanlah gejala virus corona karena tidak ada keluhan panas dan batuk.

Kerabat D pun membenarkan bahwa ia meninggal bukan karena virus corona meski sempat akan dibawa RS Hasan Sadikin, Bandung.

“Dari awal saya jamin bukan virus corona, saya saja enggak pakai apa-apa karena memang negatif,” kata Sudrajat, kerabat korban di rumahnya di Tambun Utara, Kabupaten Bekasi pada Selasa, 3 Maret 2020.

“Dari gejalanya juga enggak sama (seperti Corona). Enggak ada panas sama batuk. Cuma sesak napas aja,” ujar Sudrajat. “Dokternya bilang ada pembengkakan di jantung sama paru-parunya ada cairan. Istilah medisnya apa saya kurang paham,” kata dia.

Baca Juga: Bekasi Runner Up Kota dengan Kualitas Udara Terburuk di Asia Tenggara 

Dokter yang merawat pasien tersebut pun membenarkan kalau D memiliki pembengkakan di jantung dan ada cairan di paru-parunya.

Seorang warga Kabupaten Bekasi berinisial D (50) dirawat lantaran mengeluhkan gejala sesak napas usai bepergian dari Malaysia. Pegawai perusahaan telekomunikasi swasta itu diketahui sempat berkunjung ke Malaysia pada 14 hingga 17 Februari 2020.

Selama dua hari setelah kepulangannya dari Malaysia, pasien masih dalam kondisi baik, namun mulai tanggal 20 Februari pasien mulai merasakan demam dan batuk. Sehingga, pada tanggal 22 hingga 26 Februari, yang bersangkutan dirawat di Rumah Sakit Swasta di Bekasi Barat.

“Sempat dirawat di Mitra Keluarga Bekasi Timur, lalu diisolasi. Kemudian dinyatakan negatif (virus corona) makanya dipulangkan,” kata Sudrajat.

Baca Juga: Lauv Rilis Album How I'm Feeling, Tagar WhoFeatBTS Trending di Twitter 

Pasien yang belum sembuh 100 persen itu kemudian memutuskan untuk pulang ke rumah pada 26 Februari 2020. Kemudian pada 29 Februari, D pergi ke kediaman saudaranya di Ciranjang, Cianjur sambil melakukan pengobatan alternatif atas penyakitnya yang belum sembuh 100 persen.

Karena kondisinya yang semakin drop pasien kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Dr. Hadiz (RSDH), Cianjur untuk mendapatkan perawatan medis pada saat itu juga.

Tim medis sempat menyatakan kondisi D membaik dan rencananya akan dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Sayangnya, pada Selasa, 3 Maret 2020 dini hari pasien dinyatakan meninggal dunia sebelum sempat dirujuk ke RSHS Bandung. Jenazah yang bersangkutan akan dikebumikan di Kabupaten Bekasi.

Baca Juga: Jelang Piala Dunia U-20, Pemkab Bekasi Penuhi Rekomendasi PSSI Tambah Fasilitas Stadion 

Hal ini pun disampaikan oleh Juru Bicara penanganan virus corona, Achmad Yurianto. Dia menegaskan, pasien RSDH Cianjur yang merupakan warga Kabupaten Bekasi negatif Covid-19.

“Dari data kami, beliau masuk 155 (spesimen) yang negatif. Jadi, meninggalnya bukan karena Covid-19,” katanya.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x