Sebut Rezim Saat Ini Telah Zalim, Amien Rais: Mas Jokowi, Tolong Anda Kendalikan Ini Semua

9 Desember 2020, 07:50 WIB
Pendiri Partai Umat, Amien Rais marah dengan peristiwa penembakan 6 anggota laskar FPI oleh polisi. /Instagram.com/@amienraisofficial

PR BEKASI - Pendiri Partai Umat, Amien Rais turut memberikan tanggapan terkait insiden penembakan di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 yang menewaskan enam laskar Front Pembela Islam (FPI).

Amien Rais mengaku miris atas kejadian tersebut, apalagi nyawa manusia itu lebih berharga dari nyawa binatang.

"Saya tidak akan menyatakan mana yang benar dan mana yang salah, karena ada dua versi. Tapi saya ingin mengingatkan bahwa dalam Al-Qur'an nyawa manusia itu jauh lebih berharga daripada nyawa kelinci, kerbau, dan lain-lain," kata Amien Rais, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Amien Rais Official, Rabu, 9 Desember 2020.

Baca Juga: Jawab Informasi Simpang Siur, PWI Dorong Wartawan Lakukan Investigasi Kasus Kematian 6 Laskar FPI

Amien Rais lantas menceritakan peristiwa pembunuhan yang pertama kali terjadi di muka bumi, yakni pembunuhan Habil oleh saudaranya, Qabil.

Setelah adanya pembunuhan tersebut, Allah membuat hukum tertinggi di dalam Al-Qur'an. Hal itu bisa dilihat dalam surat Al-Maidah.

Dalam surat Al-Maidah dijelaskan bahwa barang siapa melenyapkan nyawa manusia yang lain, bukan karena dia telah membunuh orang lain atau juga bukan karena dia melakukan kejahatan di muka bumi, maka sesungguhnya si pembunuh itu telah membunuh umat manusia seluruhnya.

Tapi sebaliknya, jika ada seorang yang menyelamatkan satu jiwa manusia, maka hakikatnya dia telah menyelamatkan seluruh umat manusia.

Baca Juga: Bongkar Rekam Jejak FPI vs Polri, Guntur Romli: Polri Selalu Terbukti Benar, FPI Terbukti Berbohong

"Jadi betapa besarnya, betapa mahalnya, betapa tidak ternilainya nyawa anak cucu Adam ini," ujar Amien Rais.

Amien Rais lantas mengimbau seluruh anggota TNI-Polri untuk merenungkan jabatan yang dimilikinya saat ini.

"Karena itu, saudara-saudaraku, teman-teman Polri, teman-teman TNI, tolong Anda renungkan baju seragam Anda yang gagah itu, tank yang Anda naiki, panser yang Anda bawa kemana-mana, pesawat terbang, helikopter, peluru, pistol, dan lain-lain. Itu semua datang dari rakyat. Mereka membayar pajak, mereka bisa membiayai TNI-Polri, dan kehidupan demokrasi lainnya," tutur Amien Rais.

Amien Rais pun mengaku sedih atas insiden penembakan tersebut.

Baca Juga: Gerak Cepat, KPK Geledah Gedung Kemensos dan Dua Rumah Terduga Korupsi Dana Bansos Covid-19

"Jadi saya menangis dalam hati, bagaimana mungkin ada enam nyawa jam 00.30 malam, laskar yang sesungguhnya katanya prajurit, katanya ada senjata api, wallahualam. Kemudian sekarang telah terjadi nyawa lenyap, belum lagi di Aceh, di Papua, dan lain-lain. Ini pertanda memang rezim ini sudah sangat zalim," kata Amien Rais.

Meski demikian, Amien Rais menegaskan bahwa masih ada waktu untuk bertobat.

"Jadi masih ada waktu untuk bertobat. Kalau soal berani mati, saya yakin banyak umat Islam yang cita-cita tertingginya itu adalah mati di jalan Allah, membela kebenaran. Setinggi-tingginya cita-cita kami, itu kata banyak orang Islam yang beriman," kata Amien Rais.

Oleh karena itu, Amien Rais meminta pemerintah untuk fokus menyelesaikan masalah ini agar tidak sampai lepas kendali.

Baca Juga: Salah Minum Obat, 24 Balita Ini Malah Berubah Jadi 'Manusia Serigala'

"Jadi tolong ini diagendakan, karena kalau sudah lepas kendali, saya khawatir apa yang terjadi di Sudan, Suriah, Irak, Yaman, yang karena kezaliman rezimnya itu terjadi sesuatu yang tidak kita semua inginkan," kata Amien Rais.

Amien Rais pun meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera mengendalikan situasi saat ini karena situasi saat ini sudah sangat gawat.

"Jadi Mas Jokowi ini imbuhan saya pada Anda, tolong Anda kendalikan, karena semua itu bermuara kepada saudara Jokowi. Maaf kalau saya kelihatan agak marah, memang saya emosi, maka ikhlas dari hati demi perbaikan masa depan. Saya melihat ini sudah gawat, bisa lepas kendali," kata Amien Rais.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler