Besok Aksi 1812 Tuntut Bebaskan HRS Digelar, Amien Rais Lebih Pilih 'Tembak' ke Jantung Kekuasaan

17 Desember 2020, 18:54 WIB
Politisi senior Amien Rais tidak akan ikut aksi 1812 besok menuntut pembebasan HRS. /ANTARA/Reno Esnir/ANTARA

PR BEKASI - Seperti dipantau melalui media sosial atas isu yang berkembang, dikabarkan bahwa besok akan digelar aksi 1812 di depan Istana Negara, Jakarta.

Dalam pantauan terhadap unggahan di media sosial Instagram, aksi besok memiliki agenda untuk menuntut dibebaskannya Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab (HRS) tanpa syarat.

Selain itu, agenda tersebut juga menuntut untuk menuntaskan kasus tertembaknya 6 laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek, menuntut untuk berhenti mengkriminalisasi ulama hingga berhenti untuk membuat diskriminasi hukum.

Politikus senior Amien Rais dalam pernyataannya justru mengatakan berniat untuk menemui langsung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Ustaz Haikal Hassan 'Ngaku' Mimpi Bertemu Rasulullah, Gus Sahal: Lebay Banget sih Dipolisikan 

"Kami akan minta waktu untuk ketemu Pak Jokowi, ya langsung ke jantungnya kekuasaan. Jadi jangan takut," kata Amien seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Kamis, 17 Desember 2020.

Diungkapkan Amien Rais, rencananya ia akan meminta Jokowi untuk menghentikan atraksi politik saat ini serta meminta Jokowi untuk tidak memberi 'angin kencang' kepada komunisme karena dianggap berat sebelah dalam hal relasi dengan Beijing (China).

Sementara alasan lain yang menjadi penyebab ia tidak ikut berdemonstrasi, dikatakan Amien Rais karena faktor usia, jadi aksi tersebut menurutnya akan dilakukan oleh aktivis yang lebih muda.

"Oh saya kira soal itu sudah cukup ya. Saya sudah sepuh ya," ucap Amien.

Baca Juga: Haikal Hassan Dilaporkan, Habib Husin: Agar 'Mimpi Rasulullah' Tidak Jadi Pembenaran Lawan Negara 

Sementara itu, mendapati rencana aksi tersebut, Sekjen Dewan Pimpinan Pusat Majelis Ulama Indonesia (DPP MUI) Amirsyah Tambunan meminta agar massa dapat mengurungkan rencana tersebut, mengingat situasi yang masih pandemi COVID-19.

"Saya minta dengan sangat para pihak harus menahan diri dari kerumunan. Karena demo tidak bisa menjaga diri dari kerumunan yang berpotensi tertular COVID-19," kata Amirsyah.

Amirsyah menyarankan sebaiknya massa dapat melakukan cara lain untuk menyampaikan tuntutannya, seperti membuat tuntutan melalui media sosial atau surat resmi kepada lembaga yang dituju, serta patuh terhadap aturan.

Baca Juga: Kelompok Teroris Jamaah Islamiyah Mulai Go Public, Polri Ungkap Dua Yayasan untuk Mereka Cari Dana

Selain itu, ia juga meminta simpatisan untuk dapat mempertimbangkan etika terkait unjuk rasa di tengah pandemi.

"Rencana aksi turun ke lapangan yang dilakukan FPI harus lebih beretika, mengingat situasi pandemi dan COVID-19 semakin tinggi," kata Amirsyah.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler