Ketum Pusat Pemuda Muhammdiyah: Entah Ada Apa dengan Bangsa Ini Masih Bicara tentang Perbedaan

28 Desember 2020, 15:52 WIB
Tangkapan layar Ketua Umum Pimpinan Pemuda (PP) Muhammadiyah, Sunanto saat webinar lintas agama. /Muhammad Zulfikar/am/ANTARA

PR BEKASI - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto atau akrab disapa Cak Nanto melihat saat ini Indonesia harusnya meninggalkan kesibukan perihal perbedaan dan mulai membangun kesejahteraan.

Namun sejak Indonesia berdiri hingga berusia 75 tahun ini, nampak dilihat Cak Nanto masih saja mempermasalahkan perbedaan dan terus berlarut.

Hal itu diungkapkannya pada diskusi lintas agama dengan tema 'Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam kebhinekaan' pada Minggu, 27 Desember 2020 lalu.

Baca Juga: Sebut Somasi PTPN Diskriminasi Habib Rizieq, Fadli Zon: Rakyat Tonton Semua Adegan Ini

"Entah ada apa di bangsa kita sehingga masih bicara tentang perbedaan. Seharusnya kita sudah berbicara tentang bagaimana membangun bangsa yang sejahtera, sejuk, aman dan sebagainya," kata Cak Nanto, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Senin, 28 Desember 2020.

Menurut Cak Nanto, seperti ada kekeliruan dalam praktik kehidupan berbangsa saat ini. Indonesia yang sudah seharusnya meninggalkan perbedaan, justru masih saja berhadapan dengannya.

Muhammadiyah berpandangan, dalam konsepnya mengatakan bahwa Pancasila dan negara merupakan hal final. Karena itu, kini yang diperlukan adalah masyarakat membangun Indonesia secara bersama-sama.

Baca Juga: Minta Sandiaga Uno Tak Utak-Atik Bali, Niluh Djelantik: Babi Guling dan Tuak Tetap Jadi Andalan Kami

"Jadi tidak ada lagi pembicaraan-pembicaraan seharusnya kita sudah selesai," ucapnya.

Para pendiri bangsa yang berkorban untuk membangun dasar pondasi bangsa, seharusnya wajib dihargai oleh masyarakat dan mulai mengimplementasikan nilai yang dibangun pendiri bangsa, dalam praktik kehidupan.

Menurutnya jika ini tidak menjadi perhatian bersama dan anak bangsa masih terus saja ingin disibukkan oleh masalah perbedaan ideologi, maka konsekuensinya Indonesia akan menjadi tertinggal dari negara lainnya.

Baca Juga: Dipaksa Akui Kim Jong Un sebagai Tuhan, Umat Kristen di Korut Jadi Bahan Uji Coba Senjata Kimia

"Bangsa lain sudah bicara teknologi dan pengembangan, sementara Indonesia masih mengatasi perbedaan ideologi. Pertanyaannya, di posisi mana kita membangun bangsa?," katanya.

Sebab itu ia berharap para pejabat dan para negarawan dapat saling berkolaborasi untuk bersama membangun bangsa.

Ini penting karena Indonesia yang luas dan besar ini harus diselesaikan secara bersama-sama, tidak bisa hanya oleh segelintir pihak saja, satu agama saja, atau satu kelompok saja.

Baca Juga: Sayangkan Jika PTPN Ingin 'Habisi' Pesantren HRS, Refly Harun: Tempuh lah Jalur Hukum yang Beradab

"Saya yakin bangsa ini akan bangkit tentunya dengan kesadaran bersama." tuturnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler