Pemerintah Bantu Pasar Modal Bertahan, Airlangga: Stimulus Ekonomi di Masa Pandemi Kita Dorong

31 Desember 2020, 16:49 WIB
Menko Airlangga menyatakan pemerintah bantu pasar modal agar tetap bertahan saat pandemi Covid-19. /HO-kementrian perekonomian/ANTARA

PR BEKASI - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah telah membantu pasar modal agar dapat tetap bertahan di saat pandemi ini. Salah satunya adalah dengan pemberian insentif.

Menko Airlangga dalam pernyataannya mencontohkan terkait stimulus yang diberikan pemerintah guna membantu pasar modal.

Diantara stimulus tersebut berupa penurunan Pajak Penghasilan (PPh) Badan bagi Wajib Pajak Go Public dan pajak dividen.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Amerika Serikat Laporkan Penemuan Kasus Varian Baru Covid-19

Menurutnya, saat menutup perdagangan bursa 2020 di Jakarta, Rabu 30 Desember 2020, Ia menjelaskan bahwa hal tersebut dilakukan sebagai sebuah bantuan pemerintah terhadap pelaku usaha.

Bantuan atau dorongan tersebut bertujuan agar pelaku usaha mau bergabung dan mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Stimulus ekonomi di masa pandemi kita dorong agar terus bisa membuat banyak perusahaan tercatat di bursa efek, seperti PPh Badan maupun Wajib Pajak Go Public dan pajak dividen, yang ditujukan untuk mendorong pelaku usaha bergabung dan mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI)," ujar Airlangga Hartarto, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Kamis, 31 Desember 2020.

Baca Juga: Malam Pergantian Tahun, 11 Titik Akses ke Jakarta Ini Akan Ditutup

Pemberian stimulus tersebut bukan hanya diberikan oleh pemerintah saja, tetapi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Self-Regulatory Organization (SRO) juga ikut membantu.

Keduanya turut memberikan stimulus yaitu dengan merelaksasi pelaku usaha yang terdampak Covid-19 dan meredam volatilitas serta menjaga stabilisasi pasar modal.

"Khusus untuk menjawab tantangan digitalisasi di sektor pasar modal, pemberian kuasa elektronik telah diberlakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)," ujarnya.

Baca Juga: Mutasi Covid-19 Bermunculan, Ahli Epidemiologi Ingatkan Ini Merupakan Ancaman Nyata

"Calon investor juga diberikan kemudahan untuk membuka rekening saham secara online. Di satu sisi, sentimen positif juga terus dijaga melalui peningkatan komunikasi dan koordinasi yang berkualitas," sambungnya.

Airlangga menuturkan pada penutupan perdagangan 29 Desember 2020, IHSG telah mengalami peningkatan.

Peningkatkan tersebut mengalami kenaikan hingga menyentuh angka 6.036,17. Level tersebut telah mendekati level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Juga: Awas! Mulai Sore Nanti Fly Over dan Kawasan Summarecon Ditutup Jelang Pergantian Tahun

Seiring dengan kenaikan tersebut, nilai kapitalisasi pasar secara perlahan meningkat kembali ke angka Rp7.033,76 triliun atau naik lebih dari Rp2.477 triliun dibandingkan posisi terendah akhir maret 2020.

Kemudian ia lanjut menjelaskan bahwa perkembangan Initial Public Offering (IPO) 2020, meski jumlahnya lebih sedikit dibandingkan tahun lalu, tapi masih lebih baik daripada negara lain di ASEAN.

Menurut OJK, pencapaian penambahan terbanyak di ASEAN tersebut dikarenakan sebanyak 53 emiten baru telah mendapat pernyataan efektif dari OJK dan 51 emiten telah tercatat di bursa.

Baca Juga: Sampah Medis di Jakarta Meningkat Selama Pandemi, Peneliti Ingatkan Dampak Ekosistem Perairan

"Jumlah investor retail juga naik di tahun ini. Hal ini menunjukan bahwa mereka percaya (kepada pasa modal Indonesia), dan ini dasar yang bagus untuk pengembangan pasar ke depan." ujar Menko Airlangga.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler