Blusukan Mensos Risma Diduga Hanya Sandiwara, Rachland Nashidik: Kasihan PDIP, Kadernya Berbohong

7 Januari 2021, 08:48 WIB
Politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik. /Facebook.com/Rachland Nashidik

PR BEKASI - Tri Rismaharini atau akrab disapa Risma akhir-akhir ini menjadi sorotan publik karena aksi blusukan yang rajin dilakukannya di Jakarta usai dilantik sebagai Menteri Sosial (Mensos) pada 23 Desember 2020 lalu.

Seperti yang dilakukannya pada Senin, 4 Januari 2020 lalu, Tri Rismaharini (Risma) melakukan blusukan di kawasan Jalan Sudirman-Thamrin dan Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Dalam aksi blusukan itu, Tri Rismaharini (Risma) bertemu dengan beberapa PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) atau tunawisma yang tidak memiliki tempat tinggal.

Baca Juga: Bela Mensos yang Rajin Blusukan, Dewi Tanjung: Bu Risma Bukan Anies Baswedan yang Suka Main Sinetron

Risma pun berdialog dengan mereka, sampai akhirnya menawari mereka untuk tinggal di tempat yang lebih layak.

Namun, sejumlah pihak menduga bahwa aksi blusukan Risma tersebut hanyalah sandiwara untuk ajang pencitraan saja.

Hal itu juga diungkap oleh seorang warganet bernama Andhy SP di Twitter, yang menyebut bahwa tunawisma bisa menjadi sebuah profesi yang menguntungkan.

Baca Juga: Risma Blusukan dan Temui PMKS, Wagub DKI Heran: Saya Baru Dengar Ada Tunawisma di Sudirman-Thamrin

"Gembel ternyata bisa menjadi profesi yang menguntungkan, bisa ikut Drakor tanpa casting pastinya," cuit Andhy SP dengan akun @Andhy_SP212 di Twitter, Rabu, 6 Januari 2021.

Tak hanya itu, Andhy SP juga mengunggah beberapa potongan gambar untuk membuktikan bahwa PMKS yang ditemui Risma di Jalan Sudirman-Thamrin bukan benar-benar seorang tunawisma, tapi seorang penjual poster dan kelapa muda.

"Kalau yang menghadap ke depan atau yang rambutnya putih/ubanan kek kenal itu, tukang jualan poster Soekarno. Memang dia orang PDIP. Lokasi jualannya di Jalan Minangkabau, Manggarai, selain itu dia juga jualan kelapa muda. Terciduk juga," tulis akun Adhe Idol di Facebook, yang tangkapan layar unggahannya diunggah oleh Andhy SP di Twitter.

Baca Juga: Dituduh Telantarkan Anak, Teddy: Kalau Menelantarkan, Anak Gak Akan Kayak Sekarang, Gendut, Bahenol

Menanggapi hal tersebut, Pendiri Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D) Rachland Nashidik mengatakan, bila benar dugaan tersebut, maka Risma berutang penjelasan pada publik, agar jangan sampai Risma dituduh berbohong pada publik.

"Bila benar tunawisma yang ditemui Mensos Risma cuma pemeran pertunjukkan sandiwara, Ibu Risma berutang penjelasan pada publik. Jangan sampai beliau dituding berbohong kepada publik," kata Rachland Nashidik, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan @RachlanNashidik, Kamis, 7 Januari 2021.

Politikus Partai Demokrat itu menilai, apabila benar blusukan Risma hanya sandiwara saja untuk pencitraan, maka kasihan PDIP, Mensos sebelumnya terjerat korupsi, lantas Mensos penggantinya ternyata berbohong.

Baca Juga: Minta Pemerintah Setop PSBB, Marzuki Alie: PSBB Buat Keluarga Miskin Baru, Malas, dan Tak Produktif

"Kasihan PDIP, bila setelah kadernya kedapatan korupsi, kader penggantinya ternyata berbohong," ujar Rachland Nashidik.

Sementara itu, sebelumnya Juru Bicara Wakil Presiden (Jubir Wapres), Masduki Baidlowi mengatakan, tujuan Risma melakukan blusukan di sejumlah wilayah di Jakarta adalah untuk mengaktifkan kembali (reaktivasi) 49 balai rehabilitasi milik Kementerian Sosial (Kemensos) yang tersebar di beberapa wilayah.

"Ada gagasan dari Bu Risma, yang kemudian disetujui oleh Pak Wapres, yaitu mengenai optimalisasi dan reformasi pengelolaan balai yang selama ini banyak idle (tidak digunakan)," kata Masduki Baidlowi di Jakarta, Rabu, 6 Januari 2021.

Baca Juga: Tak Ada Uji Klinis, Zubairi Djoerban Imbau Masyarakat Tak Divaksinasi dari Dua Merek yang Berbeda

Masduki Baidlowi mengatakan, sebagian besar balai rehabilitasi milik Kemensos tidak terpakai, dan Risma memiliki inisiatif untuk menjadikan balai tersebut sebagai tempat penampungan bagi pengemis dan tuna wisma.

Balai rehabilitasi tersebut nantinya akan digunakan sebagai pusat pelatihan dan pemberdayaan, agar masyarakat kelompok rentan yang terlantar dapat memiliki bekal untuk hidup layak.

"Jadi makanya, kalau sekarang Bu Risma ketemu pemulung di Jakarta itu dalam kepentingan itu sebenarnya. Jadi programnya tidak hanya bansos (tunai) tetapi juga pemberdayaan," tutur Masduki Baidlowi.***



Editor: Rika Fitrisa

Tags

Terkini

Terpopuler