Ungkap Sering 'Diserang' Kata-kata Kasar, Anies Baswedan: Kuping Gak Boleh Tipis

16 Februari 2021, 16:46 WIB
Gubernur DKI Anies Baswedan /dok. PMJ News/.*/ dok. PMJ News

PR BEKASI - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku sering mendapat kritik keras bahkan caci maki selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Sebagai pejabat publik, ungkap Anies Baswedan, kritik adalah bentuk ungkapan rakyat yang harus didengarkan.

"Kalau berada di wilayah publik, maka kupingnya gak boleh tipis. Kita dengarkan saja," kata Anies Baswedan dalam kanal YouTube TVOne News, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Selasa, 16 Februari 2021.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Klaim Gerakan Jateng di Rumah Aja Berdampak Signifikan: Tidak Ada Lagi Daerah Zona Merah

Baca Juga: Penahanan Ambroncius Nababan Diperpanjang, Polri: Kasus Belum Dilimpah ke Kejaksaan

Baca Juga: Fahri Hamzah Sarankan Pemerintah Cabut UU ITE daripada Merevisinya

Menurut Anies, kritik yang disampaikan dalam bentuk akademik maupun dengan kata-kata kasar adalah bentuk ungkapan rakyat yang harus didengar.

"Bagi saya yang sedang bekerja, ini semua ungkapan pendapat rakyat. Baik yang mendukung, baik yang tidak mendukung, baik yang mencaci, baik yang kata-katanya kasar," tutur Anies Baswedan.

Anies menilai, kritik yang disampaikan dengan kata-kata kasar adalah bentuk kemampuan ekspresi seseorang dalam komunikasi.

Baca Juga: Hadapi Para Pengkritik, Anies Baswedan: Kalau di Wilayah Publik, Kupingnya Tidak Boleh Tipis

"Bila ungkapan disampaikan dengan akademik, baik-baik saja. Bila ungkapan kritik dilakukan secara kasar, itu ekspresi kemampuan dia dalam mengungkapkan," ucap Anies Baswedan.

Kritik yang dilontarkan dengan kata-kata kasar, tambah Anies, justru mempermalukan dirinya sendiri.

"Makin kasar kata-katanya itu makin mempermalukan dirinya sendiri, bukan saya. Jadi, saya tidak perlu merasa masalah," ujar Anies Baswedan.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Minta Kapolri Ikut Sukseskan Pelaksanaan Program Vaksinasi Covid-19

Di era informatika, ungkap Anies, kritik yang dilontarkan dengan kata-kata kasar akan menjadi catatan di kemudian hari.

"Makin keras itu sebetulnya adalah catatan yang akan dibaca anak dan cucunya di kemudian hari. Ketika saya hari ini menjawab, jawaban saya juga akan direkam. Ini beda dengan dulu ketika catatan itu tidak ada," kata Anies Baswedan.

Oleh karena itu, Anies menilai pengguna media sosial bahkan buzzer sekalipun yang menghapus ungkapannya justru mencerminkan perilaku yang memalukan.

Baca Juga: Ungkap Kronologi Didiagnosa Kanker Prostat, Kak Seto: Tiba-tiba Saya Ambruk, Badan Panas Tinggi

"Termasuk bagi buzzer, siapapun yang berungkap itu, jangan sampai di kemudian hari harus men-delete yang ditulis. Ketika seseorang men-delete yang ditulis, maka sebenarnya dia sedang mengatakan 'saya malu pada diri saya sendiri'," ucap Anies Baswedan.

Selain itu, Anies juga menyampaikan pesan jangan menjadikan ruang publik sebagai masalah pribadi, sebagaimana problematika Jakarta.

"Jangan tempatkan, misalnya Jakarta, sebagai masalah pribadi. Ini Jakarta, ada yang mengatakan plus, ada yang mengatakan minus. Saya sedang diamanati selama 3 tahun ini mengurusi Jakarta. Apakah masalahnya baru mulai 3 tahun terakhir? Tidak," ujar Anies Baswedan.

Baca Juga: Rahmat Effendi Gelar Party di Cisarua, Dr Tirta Minta Ridwan Kamil Tindak Tegas Walikota Bekasi

Pada penutupnya, Anies menegaskan akan rileks menyikapi kritik pedas hingga cacian yang menimpa dirinya sebagai bentuk ungkapan pandangan rakyat.

"Dan kemudian orang mengkritik, rileks saja. Anggap itu, bagian dari ungkapan pandangan." tutur Anies Baswedan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: YouTube tvOneNews

Tags

Terkini

Terpopuler