Sebut PPKM Skala Mikro Berhasil, Jokowi Beberkan Alasan PPKM Sebelumnya Tidak Efektif

20 Februari 2021, 19:36 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut PPKM skala mikro memiliki dampak dan hasil yang bagus./kanal Youtube Sekretariat Presiden. /

PR BEKASI - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa PPKM skala mikro yang dilaksanakan saat ini dapat dikatakan cukup efektif dan berhasil.

Hal itu dinilai dari data yang menunjukkan jumlah angka kasus aktif mengalami penurunan dari waktu ke waktu.

Hadir dalam sesi bincang dengan para pemimpin redaksi media nasional di Istana Merdeka pada Rabu, 17 Februari lalu, Jokowi juga menjelaskan alasan menyebut tidak efektifnya PPKM di awal sehingga membuat keputusan diberlakukannya PPKM skala mikro.

Baca Juga: Isi Surat Wasiat Satu Keluarga yang Ditemukan Tewas di Gurun Libya Diduga Tersesat dan Kelaparan

Baca Juga: Polemik Penggunaan Lahan Tanpa Izin, PTPN Bisa Gugat Perdata Rizieq Shihab

Baca Juga: 20 Tahun Tinggal di Kemang, Nicky Tirta Baru Rasakan 2 Kali Kebanjiran: Dinikmati Aja, Sambil Ngopi

"Kenapa saya ngomong di awal minggu itu PPKM tidak efektif? Ya karena memang kurvanya tidak ada yang melandai turun. Tetapi yang kedua kelihatan sekali sudah turun. Yang ketiga ini turun lagi," kata Jokowi seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Sabtu, 20 Februari 2021.

Lebih detail ia mengungkap hasil data menunjukkan adanya penurunan secara cukup signifikan, yaitu sekira enam ribu kasus.

"Kasus aktif juga kalau kita ingat, mungkin tiga minggu yang lalu, itu masih di angka-angka 14 ribu bahkan 15 ribu. Sekarang minggu-minggu terakhir kemarin ini, sudah di 8 ribu - 9 ribu," kata Jokowi.

Baca Juga: Ada Galian Tanah Kereta Cepat, Banjir Cipinang Melayu Cepat Surut

Jokowi mengklaim bahwa sejak awal dirinya telah meyakini efektivitas pembatasan secara mikro.

Karena menurutnya tidak benar jika titik lokasi merah hanya lingkup kecil, namun yang terkena pembatasan adalah dengan cakupan luas.

Hal itu menurutnya akan membuat dampak kerugian di kawasan lain yang sebetulnya tidak perlu juga diterapkan pembatasan atau karantina, jika diketahui tidak dalam kondisi merah.

Baca Juga: BMKG: Prediksi Musim Hujan - Kemarau 2021, Fenomena La Nina Pengaruhi Curah Hujan Indonesia

"Awal-awalnya sebetulnya juga saya sudah sampaikan, PSBB skala mikro. Karena enggak efektif. Wong yang merah itu satu RT kok, yang di-lockdown, di-PSBB-kan satu kota, ekonominya dong yang kena," kata Jokowi.

"Kalau yang kena satu kelurahan, ya sudah satu kelurahan itu saja yang diisolasi, dikarantina, tapi bukan satu kota," sambungnya.

Konsep pembatasan skala mikro sebetulnya juga telah ditetapkan oleh negara lain seperti India, dengan cara itu negara tersebut mampu menekan jumlah kasus aktif.

Baca Juga: Sang Ayah Masih Tutup Pintu Komunikasi, Kalina Oktarani: Aku Cuma Mau Hidup Bahagia sama Vicky Prasetyo

Menurut Jokowi cara yang dilakukan oleh India itu terbukti efektif, karena itu India yang mulanya menerapkan karantina atau lockdown secara total akhirnya berganti ke skala mikro.

"Meskipun awal-awal India itu lockdown total. Sehingga kok India sekarang ganti ini? Ternyata strateginya sama, PPKM skala mikro," kata Jokowi.

Lebih jauh Jokowi juga menyadari bahwa Indonesia memiliki perangkat yang sampai ke desa-desa yang mampu diikutsertakan dalam melakukan penanganan pandemi Covid-19.

Baca Juga: Masih Terganjal Restu Ayah, Kalina Oktarani dan Vicky Prasetyo Undur Pernikahan Hingga Maret

"Saya melihat kekuatan kita itu memiliki desa yang ada RT/RW-nya dan di situ ada yang namanya Babinsa dan Bhabinkamtibmas, ini yang semua perangkat itu yang kita pakai sekarang ini," kata Jokowi.

Adanya perangkat itu tentunya dinilai dan diharapkan Jokowi dapat mempermudah penekanan kasus aktif menjadi menurun.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler