PR BEKASI - Pengamat Politik Rocky Gerung turut mengomentari kerumunan massa yang menyambut Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kota Maumere, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 23 Februari 2021.
Rocky Gerung menilai, peristiwa tersebut adalah peristiwa yang sangat dramatis, tapi justru akibatnya tragis.
Menurut Rocky Gerung, peristiwa itu berakibat tragis karena pada akhirnya publik membanding-bandingkan peristiwa itu dengan peristiwa penyambutan kepulangan Habib Rizieq Shihab dari Arab Saudi.
"Itu peristiwa yang dramatis, karena ada kerumuan di situ, lalu si aktor keluar dari atap mobil, lalu mulai lempar-lempar hadiah," kata Rocky Gerung, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Rocky Gerung Official, Rabu, 24 Februari 2021.
"Sebetulnya peristiwa itu terlihat dramatis sekali, tapi akibatnya tragis karena di masa pandemi dan ada pembandingnya. Itu kan seperti peristiwa Habib Rizieq di bandara," sambungnya.
Rocky Gerung menuturkan, seharusnya pihak Istana memberikan keterangan lain yang lebih mendetail, supaya publik tidak dibuat jengkel.
"Jadi kalau kita bikin perbandingan, mestinya ada keterangan lain dari Istana, kan yang mesti diterangkan kecurigaan publik atau bahkan kejengkelan publik terhadap peristiwa itu. Jadi Istana tidak cukup dengan menerangkan, peristiwa itu terjadi karena kesiagaan kurang dan antusiasme warga berlebih," tuturnya.
Meski demikian, Rocky Gerung menduga bahwa Jokowi memang sengaja memancing kerumuan karena melempari warga dengan hadiah.
"Tapi kalau saya lihat video itu, itu artinya presiden memancing kerumunan dengan melemparkan-lemparkan benda dari dalam mobil yang disebutnya hadiah. Itu kan artinya minta rakyat berkumpul," ujar Rocky Gerung.
Menurutnya, seharusnya Jokowi diam saja di dalam mobil dan cukup melambaikan tangannya melalui jendela mobil.
"Kalau presidennya menganggap ini pandemi dan jangan sampai drama ini jadi tragis, maka harusnya dia diam aja di dalam mobil sambil lambai-lambaikan tangan, supaya ada kesempatan Paspampres meluruskan arah mobil, dan kerumunan gak mendekat," tutur Rocky Gerung.
Menurutnya, pemicu utama kenapa warga semakin berkerumun adalah karena Jokowi membagi-bagikan hadiah pada warga.
"Tapi justru karena presiden memancing atau meminta berkerumun dengan melempar hadiah, mana ada orang dilempari hadiah malah menjauh, kan pasti mendekat," ujar Rocky Gerung.
Oleh karena itu, Rocky Gerung pun mengimbau agar Jokowi segera mengakui kesalahannya atau bahkan secara sukarela membayar denda supaya kontroversi yang dibuatnya segera selesai.
"Jadi, sebuah drama yang dibuat dramatis tapi akhirnya tragis, karena kemudian dihujat atau dipersoalkan secara hukum oleh netizen. Karena orang bandingkan dengan Habib Rizieq yang dituduh sebabkan kerumuan lalu kemudian dihukum," tuturnya.
"Presiden misalnya bisa aja bilang, 'oke saya buat kesalahan, karena itu saya akan membayar denda 50 juta'. Itu kan sebetulnya lebih beradab supaya kontroversi berhenti," ujar Rocky Gerung.***