SBY Tegas Sebut Namanya Aktor di Balik GPK-PD, Moeldoko: Jangan Menekan Saya!

26 Februari 2021, 06:49 WIB
Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko mengaku tak mengikuti perkembangan Partai Demokrat. /ANTARA/M Risyal Hidayat

PR BEKASI - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menanggapi pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebut dirinya akan merebut Partai Demokrat tanpa sepengetahuan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Moeldoko mengatakan, dirinya tidak mengetahui perkembangan internal Partai Demokrat dalam 3 hingga 4 pekan terakhir, karena sibuk dengan pekerjaannya dan juga urusan keluarganya.

Moeldoko bahkan merasa heran, kenapa masalah Partai Demokrat belum juga selesai, padahal dia sudah mengeluarkan pernyataan yang jelas bahwa dia tidak terlibat dalam upaya kudeta Partai Demokrat.

Baca Juga: Jokowi Dinilai Sengaja Pancing Kerumunan, Rocky Gerung: Lempar Hadiah dari Mobil, Itu Kan Minta Rakyat Kumpul

Baca Juga: Bela Jokowi Soal Kerumunan Massa di NTT, dr. Tirta: Beliau Tak Pernah Ajak Kumpul, Itu Pure Antusias Warga

Baca Juga: Kritik Jokowi yang Sebabkan Kerumunan, Sherly Annavita: Mari Beri Contoh yang Baik Mulai dari Level Atas

"Memang belum selesai Demokrat? Saya enggak ngikutin ya. Begini, saya selama ini bekerja. Kebetulan, saya punya acara pernikahan putri saya yang terakhir sehingga 3 minggu terakhir saya sibuk urus itu, 4 minggu terakhir ini," kata Moeldoko di Jakarta, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Jumat, 26 Februari 2021.

Oleh karena itu, Moeldoko berharap tidak ada lagi pihak-pihak yang menekan dirinya mengenai permasalahan Partai Demokrat.

Pasalnya, Moeldoko sama sekali tidak mengetahui situasi yang terjadi. Meski demikian, dia menegaskan bahwa dirinya memiliki hak dan dapat melakukan hal-hal yang diyakininya.

Baca Juga: Bela Jokowi Soal Kerumunan Massa di NTT, Irma Suryani: Itu Tak Disengaja dan Tak Direncanakan

"Janganlah menekan-nekan saya, saya diam. Jangan menekan. Saya ingin ingatkan semuanya, saya ingatkan, karena saya bisa, sangat mungkin melakukan, apa itu langkah-langkah yang saya yakini," ujar Moeldoko.

Sebelumnya, SBY membantah pernyataan Mensesneg Pratikno yang menyebut bahwa Gerakan Pendongkelan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) hanyalah masalah internal partai saja.

SBY mengatakan, dari segi logika dan akal sehat, lalu laporan dan kesaksian dari sejumlah kader Partai Demokrat yang dijebak, adanya keterlibatan Moeldoko sangat nyata sekali.

Baca Juga: Soal Surat Edaran Kapolri, Said Didu: Ini Menunjukkan Bahwa UU ITE Bebas Ditafsirkan oleh Penegak Hukum

"Gerakan Pendongkelan Kepemimpinan Partai Demokrat itu bukan hanya masalah internal, tetapi ada pelibatan unsur eksternal, yang adalah seorang pejabat penting di pemerintahan," kata SBY.

"Dari laporan dan kesaksian sejumlah kader yang merasa dijebak, termasuk pelibatan aktif dan langsung dari Kepala Staf Presiden Moeldoko nyata sekali," sambungnya.

Meski demikian, SBY meyakini bahwa keterlibatan Moeldoko dalam GPK-PD di luar sepengetahuan Presiden Jokowi.

Baca Juga: Soal Kerumunan di NTT, Ruhut Sitompul: Jokowi Ajak Warga yang Menyambutnya untuk Tetap Pakai Masker

"Secara pribadi, saya sangat yakin bahwa yang dilakukan Moeldoko adalah di luar pengetahuan Presiden Jokowi," kata SBY.

Oleh karena itu, SBY menilai keterlibatan Moeldoko dalam GPK-PD justru telah menganggu dan merugikan nama baik Jokowi.

SBY juga menegaskan bahwa Partai Demokrat tidak diperjualbelikan kepada pihak luar seperti Moeldoko.

"Bagi orang luar yang punya ambisi untuk merebut dan membeli Partai Demokrat, saya katakan dengan tegas dan jelas Partai Demokrat not for sale," ujar SBY.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler