Jokowi Tak Boleh Tampak Bodoh, Fahri Hamzah: Seharusnya Juru Bicara Tak Mondar-mandir Masuk TV

7 Maret 2021, 14:31 WIB
Wakil Ketua Partai Gelora Fahri Hamzah menyatakan Presiden Jokowi tak boleh tampak bodoh di depan publik sehingga juru bicara tak seharusnya mondar-mandir masuk TV. /Tangkapan layar YouTube/Talk Show TvOne/YouTube/Talk Show TvOne

PR BEKASI - Politisi Partai Gelora dan mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menyoroti satu masalah dalam pemerintahan Jokowi yang hingga sampai saat ini belum juga dibenahi.

Hal itu dilihat Fahri Hamzah sejak 100 hari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Fahri, dia telah membaca dengan tajam apa masalah dari Jokowi dan jajarannya.

"Saya sebenarnya waktu diskusi 100 hari Pak Jokowi, saya sudah tajam membaca apa sih problem dari pemerintahan Pak Jokowi tuh. Udah saya katakan itu, dan saya sampaikan juga sama presiden langsung waktu ketemu," kata Fahri Hamzah, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Talk Show TvOne pada Minggu, 7 Maret 2021.

Salah satu masalahnya, Presiden Jokowi tidak boleh tampak bodoh atau tidak mendapatkan informasi  dengan baik ketika dia berbicara di depan publik sehingga Juru Bicara Presiden yakni Fadjroel Rachman tidak seharusnya mondar-mandir masuk TV.

Baca Juga: 9 Tips Jelang Persiapan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi, Percaya Diri dan Minta Motivasi

Baca Juga: Muncul Isu Berdirinya Partai Demokrat Perjuangan, Gede Pasek: Sepertinya Ide Bagus, Ikuti Jejak PDIP

Baca Juga: Terlibat dalam Kisruh Partai Demokrat, Abdillah Toha Nilai Sikap Moeldoko Tak Elok dan Tak Etis

Dikatakannya, kalau tesisnya mengenai masalah ini masih belum berubah, Jokowi dapat dikatakan sebagai  bagian dari fenomena dalam demokrasi yakni Digital Technology Information.

Bahwa terpilihnya presiden Jokowi karena masyarakat senang dengan sosok seperti Jokowi.

Disampaikan Fahri Hamzah, bukan karena Jokowi merupakan sosok yang paling pintar atau ganteng, tetapi karena rakyat memang senang dengan sosoknya.

Jika masyarakat sudah memilih maka pilihan itu harus diterima, namun untuk mendukung pilihan masyarakat tersebut, infrastruktur di sekitar Jokowi harus memahami cara untuk memperbaiki kemungkinan di sekitarnya jika banyak terjadi permasalahan.

"Nah karena itu kita membuat lembaga kepresidenan  dan lembaga kepresidenan itu adalah sistem bukan individu presiden. Saya melihatnya orang-orang di sekitar presiden masih melihatnya sebagai individu, no, presiden adalah sistem," ucapnya.

Baca Juga: Atmosfer Planet 'Gliese 486 B' Dapat Tingkatkan Motivasi Ilmuwan untuk Cari Kehidupan Alien

Perihal kontroversi ucapan Jokowi yang mengatakan untuk membenci produk luar negeri, dia menilai pernyataan seperti itu tidak seharusnya keluar dari mulut seorang Presiden.

Fahri Hamzah menilai semestinya ada lapisan dari tim komunikasi yang mencegah Presiden melontarkan pernyataan kontroversial seperti itu.

"Kontroversial dan salah itu enggak boleh, kita nggak boleh ada benci begitu, kita kompetisi kan fair saja. Tidak boleh begitu cara berkomunikasinya, pemimpin itu menciptakan musim saja," ujarnya.

Maksudnya, menciptakan musim agar orang-orang senang dengan produk sendiri dan masyarakat akan melakukan itu dengan bangga.

Dikatakannya, Jokowi terkadang menaiki motor rakitan lokal, mobil Esemka, dan sebagainya, tetapi Fahri Hamzah meminta maaf sebelumnya, produksi lokal tersebut tidak diteruskan dan akhirnya Jokowi terlihat berbohong.

Baca Juga: Yakin Moeldoko Tak Ingin 'Bunuh Diri' Kudeta Demokrat, Pengamat: Memang Dia Berani Tanpa Jaminan Kemenkumham?

Padahal Presiden tidak boleh berbohong, dalam pengertian, orang di sekitarnya harus mampu mewujudkan mimpi Presiden dan tidak membiarkannya menjadi bohong.

Akan tetapi, yang menjadi perhatian adalah apakah ada penerjemahan pesan yang tepat daripada kabinet terhadap keinginan dari Jokowi, fenomena tersebut yang terkadang membuat Jokowi memunculkan rasa frustrasinya.

"Kalau muncul frustrasi gitu harus dikelola, jangan dibiarkan presiden nampak salah, nampak tidak terinformasikan dengan baik, apalagi kalau presiden nampak bodoh itu tidak boleh, sebab itu seharusnya Juru Bicara tidak mondar-mandir masuk TV," ujar Fahri Hamzah.

Menurutnya, yang harus dilakukan Juru Bicara adalah mengajak wartawan 'nongkrong' di press room Istana dan mengadakan dialog.

"Supaya media juga tidak salah framing kepada Presiden. Kaya gini adalah pekerjaan inner circle yang sejak 100 hari pertama saya sudah melihatnya," ucap Fahri Hamzah.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler