Yakin KLB Demokrat Murni Konflik Internal, Jhoni Allen: Moeldoko Paling Mendengar, SBY Tidak Pernah Mau

17 Maret 2021, 10:21 WIB
Sekjen Partai Demokrat versi KLB, Jhoni Allen Marbun mengkritik SBY dan memuji Moeldoko. /YouTube Najwa Shihab

PR BEKASI - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Jhoni Allen Marbun tetap yakin bahwa kisruh Demokrat yang terjadi akibat KLB belakangan adalah murni hasil dari konflik internal Partai Demokrat.

Jhoni Allen bahkan menegaskan bahwa keterlibatan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko di KLB terjadi karena Moeldoko adalah sosok yang bisa mendengar keluh kesah anak buahnya.

Tidak seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang disebutnya tidak pernah mau mendengarkan.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah pada awalnya menyarankan kepada Jhoni Allen bahwa alangkah baiknya dalam perpolitikan, Moeldoko seharusnya melepaskan jabatannya terlebih dahulu sebelum menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB.

Baca Juga: Soal Isu Presiden 3 Periode, Arief Puyuono: Banyak yang Baper dan Kebakaran Jenggot

Baca Juga: Undang 27 Kepala Daerah se-Jabar, Ridwan Kamil Nyatakan Komitmen Berantas Korupsi

Baca Juga: Ernest Prakasa Garap Film Baru ke-6, Denny Cagur: Tiket Bioskopnya Bisa PO dari Sekarang? 

Namun usai disarankan hal tersebut, Jhoni Allen menegaskan bahwa KLB tersebut dan kisruh yang selama ini terjadi adalah murni konflik internal Partai Demokrat.

Dirinya mengaku telah berkali-kali menyampaikan persoalan-persoalan ini kepada SBY, namun tak kunjung didengar.

"Persoalan ini murni persoalan internal Demokrat dan ini saya sudah sampaikan 2018 ke SBY langsung dalam persoalan-soalan hak-hak kedaulatan daripada anggota baik dalam musda, musab, dan dalam pilkada, namun diamputasi," ujar Jhoni Allen.

"Ini supaya didengar pak SBY langsung, saya yang memberitahu beliau langsung, tapi perkataannya, nanti, nanti kita bicarakan, itu sejak 2018, majelis tinggi fungsinya dahulu hanya gubernur dan presiden, itu pun tidak mengambil keputusan, hanya rapat, ingat itu, hanya itu," sambungnya.

Kemudian, soal keterlibatan pihak Istana, yakni Moeldoko dalam KLB di Sibolangit beberapa waktu yang lalu, Jhoni Allen menegaskan bahwa itu bukan kemauan Mantan Panglima TNI tersebut.

Baca Juga: Viral Aksi Abang Gojek Tolong Bule yang Kesakitan setelah Kecelakaan, Berbalas Acungan Jempol  

Baca Juga: Ceritakan Pengalaman Saat Berada di Penjara, Lucinta Luna: Ada Klinik Kecantikan, Makanan Enak dan Bergizi

"Bukan kemauan Moeldoko untuk masuk ke Demokrat, karena adanya krisis kepemimpinan oleh AHY yang baru lahir 2017 yang kalah dengan Gubernur, itu pun menggunakan keringat dari Sabang sampai Merauke mendatangkan ke Jakarta untuk membantu AHY, tetapi tidak difasilitasi," ungkapnya.

Menurutnya, Moeldoko dipilih oleh Jhoni Allen dan teman-temannya yang menghadiri KLB tersebut lantaran kapasitasnya sebagai seorang pemimpin tidak diragukan lagi, karena merupakan sosok dari dunia militer.

"Karena kapasitasnya dia adalah seorang mantan Panglima TNI yang punya kredibilitas yang baik," ucapnya.

Jhoni Allen juga membandingkan Moeldoko dengan SBY yang menurutnya tidak pernah mau mendengar dan menghargai anak buahnya.

"Punya penghargaan terhadap anak buah, dia paling mendengar, pak SBY tidak pernah mau dengar, satu arah," tuturnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube tvOneNews, Rabu, 17 Maret 2021.

Baca Juga: Informasi Pemadaman Listrik di Bekasi Hari Ini, Rabu, 17 Maret 2021, Wilayah Tambun Selatan Terdampak 

Oleh karena itu, Jhoni Allen menyatakan bahwa telah terjadi krisis moralitas di tubuh Partai Demokrat kubu AHY saat ini.

"Ingat 2018, musda katakanlah Pekanbaru, Sibolga, semua selalu saya sampaikan sebelumnya tidak pernah ditanggapi, oleh karena itu, terjadilah krisis moralitas dalam demokrasi di tubuh Demokrat, berkumpul, dan itu saya sampaikan kepada SBY tanggal 16 Februari di Cikeas," ujarnya.

Dirinya pun meminta kepada semua orang selain SBY dan AHY untuk tidak mengomentari pernyataan tersebut.

"Biar SBY atau AHY yang mengomentari, karena apa? Jangan mengomentari sesuatu yang tidak ikut dalam pertemuan itu, dan saya bertanggung jawab untuk itu, ini clear ini murni," ucapnya.

"Bahkan di situlah kita melakukan musyawarah, bahkan organisasi saya mengajak untuk melakukan Musyawarah, silahkan kita bermusyawarah di KLB, tunjukkanlah kesetiaan itu bahwa anda menang atas krisis demokrasi yang ada di tubuh Demokrat," sambungnya.

Baca Juga: Jokowi-Prabowo Diusulkan Duet di 2024, Profesor dari Australia: Nanggung, Republik Diganti Kerajaan Saja? 

Hingga saat ini, setelah KLB Sibolangit menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat yang baru, batang hidung mantan Panglima TNI tersebut belum muncul juga.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun terakhir hanya buka suara soal wacana masa jabatan presiden tiga periode yang digaungkan kembali oleh politikus senior Amien Rais.

Jokowi sama sekali tak menyinggung aksi anak buahnya Moeldoko yang tengah berupaya menguasai Partai Demokrat. Padahal isu jabatan presiden tiga periode muncul seiring dengan upaya Moeldoko menguasai Partai Demokrat.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: YouTube tvOneNews

Tags

Terkini

Terpopuler