PR BEKASI – Menjelang bulan suci Ramadhan, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) mengungkapkan akan terus genjot kebutuhan daging sapi bagi masyarakat.
Hal ini pun diungkapkan oleh Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan Kemenko Perekonomian, Pujo Setio.
Pujo berbicara hal itu dalam webinar Meat & Livestock Australia (MLA), di Jakarta, Senin, 22 Maret 2021.
Pemerintah disebut-sebut akan berupaya memulihkan pasokan daging sapi.
Baca Juga: Dorong Gerakan Bangga Buatan Indonesia, Ridwan Kamil Ditunjuk sebagai Brand Ambassador UMKM
Meski begitu, pasokan daging sapi pada 2021 dinilai belum dapat optimal seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Kendala supply demand daging sapi pada 2020 sangat terasa dan kita coba pulihkan pada 2021. Yang jelas terjadi pelemahan baik dari sisi pendapatan, daya beli, dan sebagainya," katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari PMJ News.
Menurut Pujo, impor daging sapi pada 2020 tidak sepenuhnya berhasil. Alasannya, banyak negara menerapkan kebijakan lockdown.
Penyebab lain yakni kenaikan harga dari daging sapi maupun sapi bakalan di negara asal mereka.
Serta keterbatasan kapal atau kontainer pengangkut menyebabkan terganggunya suplai daging sapi ke Tanah Air.
Baca Juga: (Hoaks atau Fakta) Jaksa Sidang Habib Rizieq Dikabarkan Terima Suap Rp1.5 Miliar, Simak Faktanya
Namun demikian, Pujo menilai pasokan daging sapi belum bisa sebaik tahun-tahun sebelumnya.
"Tahun ini juga masih terasa beberapa kontainer belum bisa. Kemudian harga juga terus merambat naik," ujarnya.
"Sehingga menyebabkan pasokan daging untuk wilayah Indonesia pada 2021 mungkin tidak terlalu sebaik tahun-tahun sebelumnya," sambungnya.
Karena itu, pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan daging sapi dengan sejumlah kebijakan yang telah dibuat.
Salah satunya dengan pengembangan usaha peternakan terintegrasi, program 1.000 Desa Sapi dan program Sapi Kerbau Komoditas Andalan (Sikomandan), serta program Bank Pakan.
"Kita akan terus berupaya meningkatkan populasi ternak sapi dalam negeri. Tiga program ini akan kita kerja, sehingga tahun 2021 ini akan terlihat hasilnya," tuturnya.
Selain itu, pemerintah juga akan tetap melanjutkan impor sapi bakalan yang dinilai memberikan nilai tambah ketimbang hanya melakukan impor daging sapi.
Alasannya, sapi bakalan yang datang ke Indonesia akan digemukkan oleh para peternak lokal.***