Kubu Moeldoko Ungkit Korupsi Hambalang, Syarief Hasan: Lebih Baik Akui Secara Jantan Sudah Begal Partai Orang

27 Maret 2021, 15:16 WIB
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan sarankan kubu Moeldoko akui jika sudah membegal partai orang. /Instagram.com/@syarief.hasan/

PR BEKASI - Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan angkat bicara terkait isu korupsi Hambalang yang kembali digaungkan oleh jajaran pengurus Partai Demokrat versi KLB.

Syarief Hasan menilai, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah lembaga profesional, sehingga dia percaya KPK akan bertindak tanpa harus adanya tekanan dari Partai Demokrat versi KLB.

Hal itu disampaikan Syarief Hasan saat menjadi narasumber di acara "Apa Kabar Indonesia" bertajuk "Badai Demokrat: KPK Digugat 'Nyanyian Hambalang'" pada Jumat, 26 Maret 2021.

Baca Juga: Berkaca pada China Hingga Irak, Ulama Lebak KH Hasan Basri Setuju Pelaku Korupsi Bansos Dihukum Mati

Baca Juga: Diusir Hotma Sitompul Tanpa Alasan yang Jelas, Ibu Bams Eks Samsons: Saya Sebagai Istri Merasa Dizalimi

Baca Juga: Soroti Wacana Presiden 3 Periode, Pakar Hukum: Tak Perlu Ditanggapi Serius Para Pemangku Kepentingan

"KPK itu kan lembaga yang profesional, dia tidak bisa ditekan oleh siapa pun juga, baik secara politis. Kita yakin dan selama ini terbukti bahwa KPK sangat profesional. Jadi setiap kasus pasti akan ditindak tanpa harus ditekan," kata Syarief Hasan, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Sabtu, 27 Maret 2021.

"Kalau memang kasus Hambalang mau dibuka kembali, siapa pun tidak bisa mengintervensi. Karena itu adalah hak KPK, dan KPK tentunya akan sangat profesional, independen dan sebagainya," sambungnya.

Syarief Hasan lantas menyarankan agar kubu Moeldoko tidak berusaha mengalihkan persoalan dan fokus saja pada pembuktian bahwa Kongres Luar Biasa (KLB) itu sah.

Baca Juga: Moeldoko Ingin Partai Demokrat Bersih, Muhammad Rahmad: Kita Rekrut Nazaruddin yang Punya 'Serbuk Pembersih'

"Jadi lebih bagus teman-teman di seberang sana tidak mengalihkan persoalan, dan tolong dibuktikan apa yang dilakukan sekarang. Karena kami menganggap mereka melakukan kongres abal-abal, memilih ketua umum yang abal-abal, dan tidak bisa memberikan legalitas kepada Kemenkumham," tutur Syarief Hasan.

Lebih lanjut, Syarief Hasan menilai, kubu Moeldoko tidak perlu mengalihakan persoalan karena publik sudah tahu bahwa tindakan mereka di Deli Serdang itu ilegal.

"Jadi lagi-lagi tidak perlu mengalihkan persoalan yang sudah jelas dan tegas. Jadi sudahlah, daripada membuang energi. Saat ini juga sudah timbul persepsi di masyarakat bahwa mereka ini yang melakukan tindakan ilegal dan melanggar UU Partai Politik dan konstitusi Partai Demokrat," kata Syarief Hasan.

Baca Juga: Demokrat Kubu AHY Diserang Isu Korupsi Hambalang, Renanda Bachtar: Kubu KLB Sudah Mulai Frustasi

Terakhir, Syarief Hasan menyarankan agar kubu Moeldoko menyerah saja jika sudah tidak mampu, dan akui dengan jantan bahwa mereka telah membegal partai orang lain.

"Jadi jangan mengalihkan persoalan, lebih baik fokus. Kalau memang sudah tidak mampu, ya sudah katakan tidak mampu, selesai. Kalau memang ilegal dan itu tidak sah, secara jantan mengatakan 'ya memang kami melakukan tindakan ilegal, membegal partai orang lain'," kata Syarief Hassan.

Sebelumnya, Wasekjen Partai Demokrat versi KLB Muhammad Rahmad mengatakan bahwa pihaknya tidak sedang berusaha mengalihkan persoalan apalagi menarik simpati masyarakat.

Baca Juga: Akui Takut Di-roasting Kiky Saputri, Sule: Takutnya Terjadi Apa-apa, Manusia Kadang-kadang Bisa Lepas Kontrol

"Sebetulnya kita tidak mencari-cari simpati masyarakat. Kita hanya mendorong bahwa Partai Demokarat ini harus bersih dari pakaian-pakaian kotor masa lalu," kata Muhammad Rahmad.

Muhammad Rahmad pun menuturkan, bahwa Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB, Moeldoko ingin membuat Partai Demokrat bersih dan menjadi partai yang terbuka.

Sehingga, Partai Demokrat versi KLB kembali mengingkit kasus korupsi Hambalang, agar KPK bisa segara bertindak dan membersihkan Partai Demokrat dari pakaian-pakaian kotor masa lalu.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: YouTube tvOneNews

Tags

Terkini

Terpopuler