Moeldoko Akui Selamatkan Partai Demokrat dan Bangsa, Yan Harahap: Gak Jelas Kayak Orang Berhalusinasi

28 Maret 2021, 18:49 WIB
Moeldoko akhirnya muncul dan mengakui bahwa tak hanya selamatkan Partai Demokrat melainkan bangsa, Deputi Strategi dan Kebijakan Balitbang DPP Partai Demokrat Yan Harahap berikan tanggapan. /Twitter.com/@YanHarahap

PR BEKASI - Kisruh internal yang tengah terjadi di dalam Partai Demokrat belum ada penyelesaian hingga saat ini.

Akibat kisruh tersebut, Partai Demokrat terpecah menjadi dua kubu yakni kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan kubu Moeldoko.

Kedua kubu tersebut terpantau seringkali terlibat perdebatan atau sindiran bahkan di media sosial.

Baca Juga: Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar, Mahfud MD: Pemerintah Kutu Keras Teror Bom

Baca Juga: Beredar Video Warga Berbondong-Bondong Dulang Butiran Emas di Pantai Maluku

Baca Juga: Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar, Polisi: Pelaku Ada Dua Orang

Baru-baru ini, Deputi Strategi dan Kebijakan Balitbang DPP Partai Demokrat Yan Harahap menyebut Moeldoko seperti berhalusinasi.

Menurutnya yakni, saat Moeldoko mengeluarkan pernyataan perdana soal alasan dirinya merebut Partai Demokrat.

Menurut loyalis Agus Harimurti Yudhoyono ini perkataan yang diucapkan Kepala Staf Presiden tersebut tidak jelas dan mengambang.

"Tak jelas apa yg diucapkan Moeldoko ini, ngambang, kayak org berhalusinasi," ujar Yan Harahap melalui akun twitternya @yanharahap, Minggu, 28 Maret 2021.

Baca Juga: Ayus Sabyan Tak Hadir Sidang, PA Jakarta Utara Resmi Nyatakan Ririe Fairus Resmi Bercerai

Baca Juga: Akhirnya Buka Suara Soal KLB, Moeldoko: Ini Bukan Sekadar Selamatkan Demokrat, Tapi Juga Bangsa dan Negara

Baca Juga: Momentum Earth Hour 2021, Ridwan Kamil Ajak Generasi Muda Kurangi Energi Fosil

Yan pun mempertanyakan kepentingan Moeldoko untuk turut campur soal ideologis sebuah partai padahal ia bukan bagian dari partai tersebut.

"Anda org luar sok2an ngurusi ideologis Partai org. Andai ada masalah internal PD, bukan urusan Anda!," katanya.

Yan pun mengingatkan kepada Moeldoko bahwa julukan 'begal partai' yang disematkan kepada dirinya bakal melekat selamanya.

"Ingat, bagi kami, julukan ‘Begal Partai’ akan melekat pada diri anda selamanya. Shame on you Moeldoko!," katanya, menambahkan.

Sebelumnya Moeldoko menyebutkan ada tarikan ideologis dalam tubuh Partai Demokrat. Selain itu, dia mengklaim ada pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024.

Menurut Moeldoko, pertarungan ideologis ini terstruktur dan mudah dikenali. Hal ini, menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas 2045.

Baca Juga: Usai Akuisisi Klub Liga 2 2021 Cilegon United FC, Raffi Ahmad Berencana Buat Sekolah Sepak Bola?

Baca Juga: Pernah Disuruh Telanjang oleh Petugas Imigrasi, Ruben Onsu: Untungnya Ada Pilot Orang Indonesia, Gue Selamat

"Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024," kata Moeldoko dalam video yang yang diunggah melalui akun Instagramnya @dr_Moeldoko pada, Minggu, 28 Maret 2021.

Hal itulah, lanjut dia, yang menjadi salah satu alasan dirinya bersedia menjadi ketua umum partai berlambang mercy.

"Jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa," kata dia.

"Itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat, setelah tiga pertanyaan yang saya ajukan dijawab dengan baik oleh rekan-rekan sekalian," kata dia, melanjutkan.

Tiga pertanyaan yang dimaksud Moeldoko tersebut, dilontarkannya saat diminta menjadi ketua partai versi KLB, sebagaimana diberitakan Galamedia.Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul, "Moeldoko Singgung Ideologis Partai Demokrat, Loyalis AHY: Bukan Urusan Anda! Shame on You Moeldoko!".

Moeldoko bertanya kepada peserta KLB apakah pengangkatannya sesuai dengan AD/ART.
Pertanyaan kedua, seberapa serius kader Demokrat memintanya memimpin partai.

Terakhir, soal apakah para kader bersedia bekerja keras demi merah putih di atas kepentingan pribadi dan golongan.

"Dan semua pertanyaan itu dijawab oleh peserta KLB dengan gemuruh, maka baru saya buat keputusan," kata Moeldoko.

Moeldoko juga mengklaim bahwa dirinya tak mau membebani Presiden Joko Widodo ihwal kekisruhan di internal Demokrat.

"Terhadap persoalan yang saya yakini benar dan itu atas otoritas pribadi yang saya miliki maka saya tidak mau membebani presiden," kata Moeldoko.*** (Dicky Aditya/Galamedia.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler