PR BEKASI - Kepala Staff Kepresidenan (KSP), Moeldoko semakin disoroti publik.
Seperti diketahui bahwa dokumen Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat telah ditolak ileh Kementerian hukum dan HAM (Kemenkumham).
Sehingga, Moeldoko tidak diakui secara resmi sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB di Deli Serdang pada beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Aksi Sejumlah Remaja Siksa Binatang Langka Sambil Tertawa Riang Viral di Medsos
Moeldoko pun tidak bersuara soal penolakan pengesahan Kemenkumham terhadap partainya.
Sementara itu, Indonesia tengah menghadapi ancaman terorisme dan radikalisme.
Sebelumnya, telah terjadi pengeboman di Gereja Katedral di Makasar hingga aksi teror yang terjadi di Mabes Polri 31 April 2021 kemarin.
Kali ini Moeldoko sebagai KSP memberikan pernyataan tegas soal aksi terorisme di tanah air.
Baca Juga: Terus-menerus Jadi Sasaran Bom Houthi, Dua Juta Pengungsi Yaman Melarikan Diri
Moeldoko memberikan pernyataan tertulis atas aksi terorisme di Gereja Katedral, Makassar dan Mabes Polri, Jakarta.
Menurutnya, tidak ada tempat bersembunyi bagi siapapun yang terlibat aksi terorisme di Indonesia, sebagaimana diberitakan BeritaDIY.Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul, "Usai KLB Demokrat Ditolak, Moeldoko Mendadak Tegaskan Tak Ada Tempat Sembunyi bagi Teroris".
"Tidak ada tempat untuk bersembunyi bagi seluruh pihak yang terlibat dalam aksi terorisme di Indonesia, seluruhnya akan dibongkar. Upaya penegakan hukum akan dilaksanakan dengan tegas, adil dan seefektif mungkin," tegas Moeldoko dikutip Berita DIY dari ANTARA.
Baca Juga: H-1 Jelang Pernikahan Aurel-Atta, Sang Desainer Akhirnya Bocorkan Konsep Busana untuk Akad Nikah
Pernyataan Moeldoko ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal memberantasan teroris.
Presiden sudah memerintahkan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Panglima TNI, dan Kepala Badan Intelijen Negara untuk saling berkoordinasi dan meningkatkan kewaspadaan.
"Hal demikian dilakukan untuk menjamin bahwa negara hadir untuk memastikan keamanan seluruh rakyat Indonesia dari rasa takut," kata mantan Panglima TNI itu, menambahkan.
Moeldoko juga mengajak masyarakat Indonesia untuk menghentikan segala opini konspirasi yang tidak bertanggung jawab dan memperkeruh suasana.
"Ancaman terorisme adalah nyata, dekat, dan berbahaya, sehingga diimbau untuk menghentikan opini-opini konspirasi yang tidak berdasar, tidak bertanggung jawab dan justru memperkeruh situasi," ujar Moeldoko.*** (Iman Fakhrudin/BeritaDIY.Pikiran-Rakyat.com)