MUI: Dalam Islam Itu Radikalisme Tidak Senantiasa Dianggap Sesuatu yang Negatif

10 April 2021, 18:35 WIB
Wakil Ketua Dewan Pembina Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi. /ANTARA /

PR BEKASI - Wakil Ketua Dewan Pembina Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi menyebut bahwa dalam agama Islam, radikalisme bukan berarti dianggap sesuatu yang selalu negatif.

"Sebetulnya begini, dalam Islam itu radikalisme tidak senantiasa kita menganggapnya sesuatu yang negatif, pemikiran-pemikiran yang positif juga dianggap radikal," ucapnya dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tvOneNews, Sabtu, 10 April 2021.

Komentar Muhyiddin tersebut berangkat dari keputusan Direksi PT Pelni yang membatalkan rencana pengajian di bulan Ramadhan yang mana di dalamnya terdapat perwakilan dari MUI yakni, Ketua Bidang Pengurus MUI KH Cholil Nafis.

Baca Juga: Dikecam Warganet Gara-gara Pakai Tanjak Melayu dan Hot Pants, Keanu Agl: Saya Tidak Tahu

Pengajian tersebut dibatalkan karena menurut Komisaris Independen PT Pelni, Kristia Budiyarto, terdapat penceramah dalam acara tersebut yang ditudingnya radikal.

"Kalau saya melihat kebijakan Direksi Pelni ini sangat kontra produktif, tendensius, dan juga melukai perasaan umat Islam," tuturnya.

Bagaimana pun juga, ujar Muhyiddin, seharusnya PT Pelni dan perusahaan-perusahaan BUMN lainnya berterima kasih dengan acara pengajian tersebut.

Baca Juga: Heran Pendakwah Penebar Kebencian Masih Diberi Panggung' Gus Nadir: Masih Banyak Ulama Moderat dan Cinta NKRI

Wakil Ketua Dewan Pembina MUI tersebut juga telah memastikan bahwa para ulama yang menjadi penceramah di acara tersebut bukanlah seorang radikal.

"Mereka semua adalah orang-orang yang tidak radikal, mereka adalah orang-orang yang memegang prinsip dasar Islam," ucapnya.

Muhyiddin juga menegaskan bahwa keputusan Direksi PT Pelni tersebut sangat gegabah.

Baca Juga: Arkeolog Mesir Temukan Kota Kuno Zaman Amenhotep III yang Disamakan dengan Pompeii

Padahal menurut Muhyiddin, jika memang ada satu prosedur yang salah, bisa diingatkan terlebih dahulu.

"Apabila memang dianggap secara prosedur salah, tentu diberikan peringatan pada pihak yang diberikan tugas, jangan malah acara dan agendanya dibatalkan," tuturnya.

"Apalagi kita sudah menjelang bulan Ramadhan dan semua berharap segala sesuatunya berjalan dengan damai," sambungnya.

Baca Juga: Sebut Dewakan Investasi dan Kerdilkan Riset, Pakar: Mimpi Mau Punya Silicon Valley, Nyenyak Tidurnya?

Muhyiddin kemudian menyampaikan bahwa kontribusi para penceramah di BUMN sangat besar.

"Kontribusi mereka sangat besar dalam rangka menumbuhkembangkan kualitas keimanan para pejabat, kita tahu bahwa banyak sekali BUMN yang mengalami kerugian akibat perilaku malpraktek yang dilakukan oleh mereka-mereka yang minus akhlak mulia tersebut," ucapnya.

Lebih lanjut soal radikalisme, Muhyiddin mengaku heran mengapa di Indonesia, setiap kelompok-kelompok yang bertentangan dengan pemerintah sering disebut radikal.

Baca Juga: PT PELNI Batalkan Kajian Ramadhan karena Isu Radikalisme, Anwar Abbas Tak Terima: Apa Bukti Mereka Radikal?

"Sangat disayangkan di Indonesia, kelompok-kelompok tertentu yang punya sikap istiqomah dan berani berbeda pendapat dengan kebijakan pemerintah dituduh sebagai radikal," tuturnya.

Namun tidak selamanya, kata Muhyiddin, radikalisme adalah hal yang buruk.

"Nah ini salah kaprah, jadi pemikiran-pemikiran yang radikal untuk melakukan reformasi dan perbaikan itu sangat kita nanti-nantikan. Juga kita ingat dalam sejarah, dulu para pejuang kemerdekaan RI, mereka juga dituduh sebagai kelompok radikal, separatis, dan teroris," ucapnya.

Baca Juga: Pelaku UMKM Sleman Ikuti Pelatihan Bisnis Online, Wabup: Kapasitas Harus Ditingkatkan

Padahal, sambung Muhyiddin, mereka berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dari para penjajah asing.

Muhyiddin selaku perwakilan dari MUI sekali menegaskan bahwa nama-nama yang diundang dalam pengajian tersebut adalah orang-orang baik.

Selain KH Cholil Nafis, ada tiga nama penceramah lainnya, seperti Ustaz Firanda Andirja, Ustaz Rizal Yuliar, dan Ustaz Syafiq Riza Basalamah.

"Menurut pandangan MUI, mereka itu semua orang-orang baik, dan kita sudah tahu betul latar belakang mereka. Satu di antara mereka itu adalah ketua MUI yang membidangi masalah dakwah." tutup Muhyiddin.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: YouTube tvOneNews

Tags

Terkini

Terpopuler