MUI Ingatkan Umat Muslim soal Sahur dan Buka Puasa Secukupnya agar Sampah Tak Menumpuk

19 April 2021, 13:45 WIB
Ilustrasi sampah organik dari pembuangan makanan. /PIXABAY/

PR BEKASI - Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (MUI), Hayu Prabowo, mengajak masyarakat makan sahur dan buka puasa secukupnya agar sampah organik sisa makanan tidak menumpuk.

Hal itu disampaikan Dr. Hayu Prabowo dalam webinar, dikutip dari siaran resmi, Senin, 19 April 2021.

Ia mengingatkan sebaiknya umat Islam menghindari sahur dan berbuka puasa secara berlebihan, karena hal tersebut tak sesuai ajaran Islam yang mengajarkan makan secukupnya.

Baca Juga: Seekor Kucing jadi Kurir Penyelundup Narkoba ke Penjara di Panama

"Kegiatan menjaga lingkungan dan melindungi bumi ini adalah salah satu refleksi dari akhlak beriman untuk mencapai ketakwaan. Karenanya, selama menjalankan ibadah puasa, umat muslim sebaiknya menghindari sahur berlebihan dan berbuka sekenyang-kenyangnya, karena yang diajarkan dalam agama Islam adalah makan secukupnya," ujar Hayu Prabowo dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Semantara itu Hayu mengungkapkan bahwa MUI telah mengeluarkan fatwa nomor 47 tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah untuk Mencegah Kerusakan Lingkungan.

Isi dalam fatwa tersebut salah satunya adalah setiap muslim wajib menjaga kebersihan lingkungan, memanfaatkan barang-barang gunaan untuk kemaslahatan, serta menghindarkan diri dari berbagai penyakit serta perbuatan tabzir (mubazir) dan ishraf (berlebih-lebihan).

Baca Juga: Asrul Sani Minta Pemerintah Cabut Paspor Jozeph Paul Zhang Pria yang Ngaku Nabi ke-26

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2020, Indonesia menghasilkan 67.8 juta ton.

Artinya, terdapat sebanyak 185.753 ton sampah per harinya yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia.

Dengan kata lain, setiap orang di Indonesia menyumbang sampah sebanyak 0.68 kg per harinya. Dari total jumlah tersebut.

Baca Juga: Akui Telah Melukai Umat Hindu, Dosen di Jakarta Minta Maaf atas Dugaan Pelecehan Agama

Sementara itu sampah makanan merupakan komposisi sampah yang paling banyak ditemukan di Indoensia yaitu sebanyak 30.8 persen, diikuti sampah plastik sebesar 18.5 persen, sampah kayu, ranting dan daun sebesar 12 persen, sampah kertas/karton 11.2 persen, sampah kain 4,9 persen.

Kemudian diikuti sampah logam 3,56 persen, sampah karet atau kulit 3.5 persen, sampah kaca 2,8 persen dan jenis sampah lainnya sebesar 12.8 persen.

Selain itu, laporan terbaru Economist Intelligence Unit (EIU) mengungkapkan bahwa setiap orang di Indonesia setiap tahunnya menghasilkan sekitar 300 kg sampah makanan.

Baca Juga: Akui Telah Melukai Umat Hindu, Dosen di Jakarta Minta Maaf atas Dugaan Pelecehan Agama

Jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai negara kedua di dunia yang menghasilkan sampah makanan terbesar setelah Arab Saudi.***

 

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler