Rizal Ramli akan Lepaskan HRS dan Jumhur jika Jadi Presiden, Ferdinand Hutahaean: Bahaya kalau Jadi Presiden

24 April 2021, 05:13 WIB
Ferdinand Hutahaean tanggapi Rizal Ramli yang akan lepaskan HRS dan Jumhur jika jadi Preside, menurut Ferdinand bahaya jika jadi Presiden. /Kolase foto: Twitter/@FerdinandHaean3, tangkapan layar YouTube/Bang Arief

PR BEKASI - Mantan kader Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, menanggapi pernyataan yang dilontarkan oleh ekonom senior Rizal Ramli yang mengandaikan dirinya jika menjadi pemimpin di Indonesia.

Ferdinand Hutahaean menyebut Rizal Ramli sebagai tanda-tanda seseorang yang akan menggunakan kekuasaan untuk mengintervensi hukum.

"Tanda-tanda seseorang yang akan menggunakan kekuasaan untuk mengintervensi hukum," kata Ferdinand Hutahaean, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @FerdinandHaean3 pada Jumat, 23 April 2021.

Baca Juga: Sebut Sidang Habib Rizieq Banyak Rekayasa, Christ Wamea: Kelihatan Dikondisikan Agar Bisa Dipidanakan

Dia menambahkan, sosok seperti Rizal Ramli dikatakannya bahaya jika menjadi seorang presiden.

Karena, menurutnya bisa menggunakan kekuasaan untuk memenjarakan orang.

"Orang seperti ini bahaya kalau jadi presiden karena bisa gunakan kekuasaannya untuk memenjarakan orang," kata Ferdinand Hutahaean, menambahkan.

Sebelumnya, Rizal Ramli mengaku dia tak mau berandai-andai tetapi jika seandainya dia terpilih untuk menjadi seorang pemimpin di Indonesia maka hal pertama yang dilakukannya adalah menghapus Undang-undang (UU) Omnibus Law.

Baca Juga: Sebut Rizal Ramli Ciri Pemimpin yang Zalim jika Jadi Presiden, Muannas Alaidid: Intervensi Pakai Kekuasaan

Selain itu, dia juga akan mencabut UU Minerba dan kepemilikannya akan dikembalikan ke pihak negara.

"Jadi kalau Rizal Ramli jadi pemimpin kita batalin itu Undang-undang Minerba, saya akan ambil, Republik Indonesia akan ambil lima persen kepemilikannya," ucapnya.

Sementara langkah yang ketiga adalah, mengeluarkan Keputusan Presiden bahwa Partai Politik dibiayai oleh negara, seperti yang diberlakukan di negara Eropa, Finlandia, dan yang lainnya.

"Yang keempat adalah, ekonomi kita akan genjot, tahun pertama enam persen, tahun kedua harus di atas 10 persen, karena itu satu-satunya cara mengejar ketinggalan kita dari negara lain," katanya.

Baca Juga: Ikuti Instruksi Pemkot Bekasi, Rahmat Effendi Apresiasi Protokol Kesehatan di Masjid Nurul Huda Pondok Gede

Baca Juga: Ungkap Habib Rizieq Lebih Baik Diam Saat Gelaran Sidang, Teddy Gusnaidi: Semakin Bicara Semakin Jeblos

Dia menyebut kalau Indonesia tidak mungkin mencapai ketertinggalan itu karena pemimpin saat ini, baik nasional maupun lokal, KW2 atau KW3 dan disponsori oleh bandar.

Sebab itu, Rizal Ramli menilai memang perlu adanya perubahan yang signifikan apabila Indonesia ingin menjadi bangsa yang besar.

Sementara langkah terakhir yang disebutnya adalah, tidak ada lagi orang yang ditangkap hanya karena adanya Islamofobia, dan para penghina agama akan dipenjara selayaknya para koruptor.

"Siapapun yang menghina agama kita penjarakan sama koruptor. Habib, Jumhur, kita lepasin semua, termasuk di Papua, asal jangan ikut gerakan bawa senjata," ucapnya.

Rizal Ramli menegaskan bahwa, yang pantas masuk penjara itu bukan orang-orang yang berbeda pendapat dan bukan juga aktivis, tetapi koruptor dan mereka yang menghina agama.***

Editor: Rinrin Rindawati

Tags

Terkini

Terpopuler