Sebut Ada Upaya Benturkan Pemerintahan Jokowi dan PBNU, Ferdinand Hutahaean: NU Tak Seperti Kelompok Radikal

- 22 April 2021, 08:10 WIB
Ferdinand Hutahaean menyebut terlihat ada upaya membenturkan pemerintahan Jokowi dengan PBNU.
Ferdinand Hutahaean menyebut terlihat ada upaya membenturkan pemerintahan Jokowi dengan PBNU. /Twitter/@FerdinandHaean3

PR BEKASI - Mantan kader Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, menyebut dia memperhatikan adanya upaya kotor, jorok, dan jahat terkait hilangnya nama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dari kamus sejarah.

Ferdinand Hutahaean mengatakan, ada kelompok tertentu yang ingin menjadikan isu masalah sejarah ini sebagai propaganda.

"Saya perhatikan ada upaya kotor, jorok dan jahat dari kelompok tertentu utk menjadikan masalah dejarah ini sebagai propaganda isu," kata Ferdinand Hutahaean.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 22 April 2021: Tes DNA Reyna Terungkap hingga Aib Elsa Dibongkar Pak Purnomo, Nino Murka?

Dia melanjutkan, isu tersebut juga seakan membenturkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan PBNU.

"Membenturkan Pemerintahan @jokowi dengan PBNU," tambah Ferdinand Hutahaean, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @FerdinandHaean3 pada Kamis, 22 April 2021.

Dia beranggapan kelompok tersebut salah, dan mengingatkan untuk tak melupakan bahwa NU tidak seperti kelompok-kelompok lain yang dinilainya radikal.

Baca Juga: Dukung Penelitian Vaksin Nusantara, Dahlan Iskan: Saya Mengabdikan Tubuh Saya untuk Ilmu Pengetahuan

Selain itu, juga tak seperti kelompok radikal lainnya yang disebutnya bodoh dan cepat tersulut amarahnya.

"Mereka salah, mereka lupa NU tidak seperti FPI, HTI, dan kelompok radikal lain yang bodoh bisa dibakar cepat seperti pentol korek," jelas Ferdinand Hutahaean.

Tangkapan layar cuitan Ferdinand Hutahaean.
Tangkapan layar cuitan Ferdinand Hutahaean. @FerdinandHaean3


Lebih lanjut, menanggapi hilangnya nama pendiri NU dalam Kamus Sejarah Jilid 1 dengan cepat ditanggapi oleh cucu pendiri NU, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid.

Baca Juga: Mulai Siang Ini, Berikut Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik di Bekasi Hari Ini Kamis 22 April 2021

Dia mengapresiasi inisiasi dari Menteri Pendidikan Nadiem Makarim yang cepat memberikan respon dalam menyikapi masalah tersebut.

"Saya mengapresiasi Pak Nadiem memberi respons cepat menyikapi masalah ini dan memberikan klarifikasi dan penegasan akan komitmen," ujar Yenny Wahid.

Dia melanjutkan, komitmen yang dimaksud adalah dengan terus memasukkan tokoh-tokoh yang punya jasa besar dalam proses perjalanan bangsa dalam materi pembelajaran anak-anak didik di Indonesia.

Baca Juga: Wacana BUMN Beli Peternakan Sapi di Belgia, Arief Poyuono: Coba Kang Mas Jokowi Suruh Erick Thohir ke Boyolali

Menurutnya, kamus yang kini menjadi perdebatan itu diterbitkan sebelum Nadiem Makarim diangkat sebagai menteri, sehingga hal itu tidak ada dalam supervisinya.

Dia pun menyarankan agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat lebih menyeleksi semua konten yang ada.

"Disisir lagi semua konten-kontennya apakah ada yang bertentangan dengan konteks sejarah kita," ujar Yenny Wahid dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: Ungkap Perjalanan Panjangnya Membela Perusahaan Prabowo, Hotman Paris: Dia Sudah Konglomerat Sejak Muda

Termasuk juga untuk melihat apakah ada penghilangan aktor-aktor sejarah yang penting dan tidak masuk ke dalam sejarah.

"Atau justru ada memasukkan tokoh-tokoh yang sebenarnya musuh ideologi yang bertentangan dengan Pancasila," ucap Yenny Wahid.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Twitter ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x