PR BEKASI - Ketua Cyber Indonesia Husin Alwi Shihab atau Husin Shihab memberikan tanggapan terkait pernyataan Aktivis HAM Natalius Pigai soal penetapan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua sebagai teroris oleh pemerintah.
Husin Shihab mengatakan bahwa yang membangun opini bahwa Kristen adalah teroris adalah Natalius Pigai sendiri, bukan pemerintah.
"Yang membangun opini bahwa Kristen adalah teroris itu Anda sendiri. Teroris itu Extra Ordinary Crime, sama seperti korupsi dan narkoba," kata Husin Shihab, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @HusinShihab, Sabtu, 1 Mei 2021.
Husin Shihab menilai, cara berpikir Natalius Pigai sangat konyol, karena kejahatan luar biasa seperti teroris dikaitkan dengan agama.
"Konyol sekali pikiran Anda, jika kejahatan luar biasa itu dikaitkan dengan agamanya. Kalau gak ngerti soal teroris baiknya diam saja daripada bikin tambah ruwet," ujar Husin Shihab.
Lebih lanjut, Husin Shihab menjelaskan bahwa tidak ada satu pun agama yang mengajarkan teroris, dan hanya orang bodoh yang sebut teroris adalah ajaran agama.
"Gak ada satu pun agama yang mengajarkan teroris. Hanya orang bodoh yang bilang teroris itu ajaran agama," ujar Shihab.
Terakhir, Husin Shihab mendesak Natalius Pigai menghapus cuitannya yang menyebut 'sudah sah Kristen menjadi teroris'.
Husin Shihab pun mengancam, apabila Natalius Pigai tidak menghapus cuitan tersebut, maka dia akan melaporkannya ke Polisi atas dugaan ujaran kebencian berbau SARA.
"Pernyataan Anda ini berbahaya dengan menuding orang Krsiten teroris. Hapus! Kalau gak, saya laporkan ke Polisi atas dugaan ujaran kebencian SARA. Mohon atensi @DivHumas_Polri," kata Husin Shihab.
Sebelumnya, Natalius Pigai menilai, penetapan KKB di Papua sebagai teroris oleh pemerintah sama saja dengan mensahkan orang Kristen sebagai teroris.
"Sudah sah orang Kristen Teroris. Ini kemenangan kelompok Taliban, ISIS di Indonesia," kata Natalius Pigai.
Natalius Pigai juga menilai, langkah pemerintah yang mengkategorikan KKB di Papua sebagai teroris akan membuka konflik antara Islam dan Kristen di Papua.
"Setelah pemerintah giring konflik di Papua dengan rasisme/Papua phobia, sekarang pemerintah justru membuka konflik Kristen dan Islam di Papua. Tanda-tanda Indonesia Bubar," kata Natalius Pigai.
Natalius Pigai lantas menjelaskan bahwa apa yang dia sampaikan itu berdasarkan analisa ilmiah dan praduga berbasis Survei BIN 2018.
"Twitt saya diatas analisa ilmiah dan praduga berbasis pada Survei BIN 2018 bahwa 39 persen mahasiswa, pejabat, tokoh, dan intelektual terpapar tadikal," kata Natalius Pigai.***