PR BEKASI - Mantan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi, Febri Diansyah, masih menanggapi perihal tes wawasan kebangsaan (TWK) yang membuat 75 pegawai KPK dinonaktifkan.
"Masih tentang tes wawasan kebangsaan yang singkirkan #75pegawaiKPK terbaik," kata Febri Diansyah.
Menurut Febri Diansyah, saat ini masyarakat dapat dengan mudah mengetahui siapa saja yang menunjukkan sikap keras mereka terhadap tes wawasan kebangsaan tersebut.
Dia mengatakan bahwa sikap keras itu baik secara moral dan juga hukum.
Baca Juga: Firli Bahuri Resmi Nonaktifkan Novel Baswedan dan 74 Pegawai KPK, Febri Diansyah Ucapkan Duka Cita
"Bahkan guru besar meminta dibatalkan," ujarnya.
Selain itu, Febri menyampaikan kalau masyarakat juga dapat melihat orang-orang yang mendukung penyingkiran dari 75 pegawai KPK tersebut.
Dia menyebut kalau akal dan nurani yang jujur telah membuat kedua sisi tersebut menjadi lebih terang.
Febri Diansyah pun menyoroti para buzzer yang memberikan komentar sinis terhadap hasil dari TWK.
"Jika kita melihat para buzzer komentar dengan nada sinis terhadap pengungkapan masalah pd tes wawasan kebangsaan KPK yang akhirnya menyingkirkan #75PegawaiKPK terbaik," ujarnya.
Dia mengungkapkan kalau sikap para buzzer itu malah menampilkan dan membuat masyarakat paham siapa sosok dibalik layar dan kepentingan mereka pada KPK.
"Justru kita semakin paham siapa dibalik tangan-tangan tersebut dan apa kepentingannya pada KPK. Dan tentu juga siapa mereka," tuturnya.
Baca Juga: Puluhan Penyidik Terancam Dipecat dari KPK, Febri Diansyah: Negeri Ini Dieksploitasi, Dihisap
Sebelumnya, Febri Diansyah mengunggah hasil siaran pes yang menyatakan kalau 74 guru besar antikorupsi meminta keputusan penonaktifan 75 pegawai KPK untuk dibatalkan segera.
Dia mengatakan kalau para guru bangsa telah menyuarakan aspirasi mereka terkait polemik tersebut.
Febri menjelaskan bahwa akal sehat dengan mudah paham, ada masalah yang terbilang serius dengan TWK.
"Akal sehat dengan mudah paham ada masalah serius Tes Wawasan Kebangsaan yg menyingkirkan #75PegawaiKPK terbaik," katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @febridiansyah pada Senin, 17 Mei 2021.
Dia menilai, polemik ini bukan saja perihal lulus atau tidak lulus, tetapi tes itu sendiri yang bermasalah.
Apalagi, dia melanjutkan, menonaktifkan 75 pegawa KPK itu tidak memiliki dasar hukum yang kuat.
"TWK kepentingan siapa?" ujar Febri Diansyah.***