Rocky Gerung Prediksi Pemerintahan Jokowi Tak Sampai 2024, Sebut Ada Kejengkelan Publik

26 Mei 2021, 15:57 WIB
Rocky Gerung mengatakan untuk membayangkan jika pemerintahan tak sampai 2024. /Tangkapan layar YouTube/Neno Warisman Channel

PR BEKASI - Pengamat politik Rocky Gerung mengatakan orang-orang berpikir bagian yang tertinggal dari periode masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat dipulihkan di 2024.

Akan tetapi, dikatakan Rocky Gerung, pada 2024 ada target 3 periode.

"Jadi orang menganggap kalau begitu dibikin satu setengah periode aja tuh. Kan boleh kan orang berpikir satu setengah periode? Apa itu inkonstitusional? Nggak," katanya.

Baca Juga: Begini Cara Membedakan Buku Bajakan dan Asli Menurut Penulis Ika Natassa

Hal itu disebutnya akan ditetapkan pada saat sidang umum di MPR pada bulan Desember akhir tahun ini.

Dia mengatakan kalau dirinya membayangkan ada kejengkelan pada publik karena terlalu lama menunggu sampai 2024.

Kejengkelan publik tersebut bukannya tanpa alasan, termasuk juga kejengkelan terhadap persoalan inkonsistensi di dalam penegakan hukum.

Baca Juga: Pengeras Suara Masjid di Arab Saudi Hanya untuk Azan dan Iqamah, Taufik Damas: Ayo Ditiru di Sini, Berani Gak?

"Soal perbedaan hukuman antara Khofifah dan Habib Rizieq kan itu semuanya masuk di dalam kalkulasi politik publik. Jadi itu poin pertama yang kita atau saya ingin kita harus putuskan," tuturnya.

"Menunggu 2024 atau dipercepat saja? Jadi nggak ada urusan dengan kalkulasi politik. Ini urusan dengan urgensi untuk reinventing our democracy itu," sambung Rocky.

Dia menyampaikan tak perlu menunggu sampai 2024 karena itu merupakan sebuah siklus.

Baca Juga: Ribuan Lalat Serbu Rumah Warga di Batam: Kalau Makan Tak Nyalakan Kipas Angin, Pasti Diserbu

Lain halnya jika masyarakat beranggapan ingin mengandalkan Pemilu atau demokrasi tetapi tetap harus memilih.

Apakah masyarakat menginginkan Pemilu atau demokrasi yang diinginkan.

Namun, Rocky Gerung mengatakan bahwa demokrasi merupakan hal yang lebih penting dibandingkan Pemilu, karena bisa saja kontestasi tersebut menjadi ajang perpanjangan kekuasaan.

Baca Juga: Shireen Sungkar Geram Kakaknya Buang-buang ASI, Zaskia Sungkar: Dipikir Itu Basi

Itu jika merunut teorinya mengenai seluk beluk pada 2024.

"Berarti kita mesti hitung apa yang mesti kita buat agar supaya Pak Jokowi tidak dibully nanti kalau dia diturunkan sebelum 2024," ucapnya, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Neno Warisman Channel pada Rabu, 26 Mei 2021.

Dia menilai pemikiran akademisi harus sampai di situ, walau para politisi akan mengatakan kalau pemikiran itu seakan hendak membuat makar

Baca Juga: Bunga Zainal Geram Sang Suami Disebut Kakeknya: Emak-emak Suka Pada Gak Ngaca!

Rocky Gerung menegaskan tidak, dan menyebut variabel sosiologi sedang bekerja untuk memastikan bahwa sangat mungkin 2024 itu tidak menghasilkan pemilu.

Dikatakannya 2024 merupakan waktu elektoral, tetap waktu demokrasi mungkin tidak sampai ke sana. Jika tidak maka mesti dibayangkan apa yang disediakan untuk Jokowi.

Karena bagaimanapun Jokowi merupakan Presiden pilihan rakyat. Hal itu dimaksudkan agar dia mengalami kelegaan dan tidak mendapat olok-olok setelahnya.

Baca Juga: Raditya Dika Ungkap Momen Bertemu Pembaca Buku Bajakan Minta TTD: Patah Hati Banget

"Kan bisa saja setelah tidak jadi presiden dia lewat di depan kopi bangsa orang olok-olok, 'wah Pinokio lewat', misalnya tuh. Karena bangsa ini nggak bisa rela untuk mengolok-olok, itu yang selama ini terlihat kan," katanya.

"Saling mengolok-olok, bahkan saling membenci orang, udah mati pun diolok-olok. Jadi bagian buruk itu yang ada di kita karena itu nggak perlu menunggu sampai 2024," sambung Rocky Gerung.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler