Sebut Kritikan BEM UI Bisa Jadi Limbah Politik, Faldo Maldini Singgung 'Politik Praktis'

29 Juni 2021, 16:49 WIB
Politisi PSI, Faldo Maldini singgung politik praktis seiring sebut kritikan BEM UI bisa menjadi limbah politik. /Twitter/FaldoMaldini

 

PR BEKASI - Politisi PSI Faldo Maldini turut buka suara terkait kritikan BEM UI yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) "The King off Lip Service".

Faldo Maldini berharap, kritikan BEM UI ke Jokowi tersebut bukan hanya tindakan sekali muncul karena tidak disertai perencanaan panjang setelahnya.

"Saya berharap ini tak hanya one-hit wonder. Abis ini, tak punya rencana," ucap Faldo Maldini, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter pribadinya @FaldoMaldini, Selasa, 29 Juni 2021.

Faldo memberatkan poin tersebut, lantaran melihat BEM UI selama ini kerap melakukan tindakan demikian dan pada akhirnya kritikan tersebut hanya berujung menjadi limbah politik di media sosial.

Baca Juga: Tsamara Amany Heran Rektor Panggil BEM UI: Kebebasan Berpendapat Dijamin UU

"Menurut saya, sayang saja itu akun BEM UI dipakai hanya untuk mengulang-ulang limbah politik yang penuhi sosial media. Kecuali, memang mau jadi gerakan politik praktis," ujar mantan Ketua BEM UI tersebut.

 

 

Selain itu, Faldo menceritakan bahwa beberapa waktu silam terdapat ketua BEM UI yang juga melontarkan kritikan keras kepada Jokowi dan pada ujungnya hanya sebatas itu saja, tidak ada tindakan lanjutan.

"Ketua BEM UI juga pernah kasih kartu kuning ke Presiden. Ya, sampai situ saja. Saya pernah ajak diskusi, lalu tidak pernah keliatan lagi. Paling jauh, sampai bikin group WA saja," ucap Faldo Maldini.

"Setelah itu, hidup kembali normal," katanya, menambahkan.

Baca Juga: Buntut Kritik Jokowi, WhatsApp Narahubung BEM UI Dikabarkan Diretas Orang Tak Dikenal

Seperti diketahui, kritikan BEM UI yang menyebut Jokowi "The King off Lip Service" tengah menjadi sorotan dan menuai banyak pro-kontra.

Soal julukan The King of Lip Service tersebut, BEM UI mengaku memberikan sebutan itu karena menilai Jokowi kerap mengobral janji manis, namun realitanya hal tersebut tidak ditunaikan.

Diantaranya, BEM UI menyebut Jokowi pernah berkata bahwa ia merasa kangen didemo. Jokowi menyebut pemerintah memang perlu ada yang mengontrol, perlu adanya pihak yang memberikan peringatan bila melakukan kekeliruan, yaitu melalui demonstrasi.

Bahkan, BEM UI dalam kritiknya mengungkapkan Jokowi pernah lantang menyebut "tolong saya didemo".

Baca Juga: Guru Besar UIN Jakarta Angkat Suara Soal Kritikan BEM UI Terhadap Jokowi

Akan tetapi faktanya, BEM UI mengklaim bahwa banyak pihak yang justru mengalami aksi kekerasan dari aparat berwajib saat melakukan demo.

BEM UI menyebut berdasarkan data dari LSM kemanusiaan KontraS, terdapat 1.500 orang yang mengadu telah mendapat tindakan kekerasan dari aparat saat melakukan demo "Tolak UU Cipta Kerja".

Kemdian, janji Jokowi lainnya yang tidak ditepati menurut BEM UI ialah terkait penguatan KPK. Ia menyebut Jokowi pernah berjanji akan melakukan penguatan terhadap KPK.

Diketahui akibat kritikan tersebut, BEM UI sampai harus berurusan dengan pihak Rekotorat UI. Pihak Retorat UI memanggil BEM UI untuk meminta penjelasan terkait kritikan yang kini tengah ramai jadi sorotan itu.

Pertemuan antara pihak Rektorat UI dan BEM UI tersebut diketahui telah dilakukan yaitu pada Minggu, 27 Juni 2021.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Twitter @FaldoMaldini

Tags

Terkini

Terpopuler