AS Bangun Pusat Maritim di Batam, Keanggotaan Indonesia di Gerakan Non-Blok Dipertanyakan

6 Juli 2021, 17:34 WIB
Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk membangun pusat maritim di kawasan Batam, Kepulauan Riau /The Hindu News/

PR BEKASI – Media asing asal Singapura, The Straits Times melaporkan Indonesia dan Amerika Serikat (AS) dikabarkan telah sepakat untuk membangun pusat maritim di kawasan Batam, Kepulauan Riau.

Batam sendiri merupakan kota pelabuhan yang memiliki letak strategis di antara Selat Malaka dan Laut Natuna Utara.

Pembangunan pusat maritim seharga 3.5 juta dollar atau senilai Rp50.8 miliar tersebut dilakukan pada saat situasi di kawasan Laut Natuna Utara memanas.

Baca Juga: China Bangun Lebih dari 100 Silo Rudal Nuklir, AS Sebut Pembangunan Senjata Nuklir 'Mengkhawatirkan'

Diketahui, pusat maritim tersebut dibangun sebagai upaya berkelanjutan antara kedua negara untuk meningkatkan keamanan di kawasan itu.

Hal tersebut dikatakan oleh Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Kim saat diwawancara pada pekan lalu.

"AS tetap berkomitmen untuk mendukung peran penting Indonesia dalam menjaga perdamaian dan keamanan regional dengan memerangi kejahatan domestik dan transnasional," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Straits Times.

Baca Juga: Media Asing Soroti Darurat Covid-19 di Indonesia, AS Donasikan 4 Juta Vaksin Moderna

Sementara itu, Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla) membocorkan nantinya di pusat maritim Batam tersebut terdapat fasilitas berupa ruang kelas untuk pelatihan, barak militer, serta landasan pacu untuk pesawat tempur.

Pembangunan pusat maritim di Batam tersebut menimbulkan berbagai spekulasi dari para warganet Indonesia.

Mereka beranggapan bahwa sebenarnya AS justru membangun pangkalan militer di kawasan tersebut dan menyebutnya sebagai pusat maritim hanya untuk menutup kedok semata.

Baca Juga: AS Beri Tindakan Keras pada Aktivis Otoritas Palestina Atas Kematian Aktivis HAM Nizar Banat

Bila hal tersebut benar adanya, maka keanggotan Indonesia di organisasi Gerakan Non-Blok patut dipertanyakan ulang.

Pasalnya, Indonesia sendiri dikenal sebagai salah satu negara penggagas organisasi Gerakan Non-Blok dan memiliki peran yang cukup signifikan dalam organisasi tersebut.

Salah satunya adalah menciptakan suasana kondusif di kawasan Asia Pasifik, khususnya Laut Natuna Utara yang sedang bergejolak.

Baca Juga: Militer Rusia Pantau Kapal 'Penghancur' AS USS Ross yang Masuki Laut Hitam

Pada Juni 2021 lalu, para menteri luar negeri Asia Tenggara dan China sepakat selama pertemuan untuk menahan diri di Laut Natuna Utara dan menghindari tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan.

Sebelumnya, Filipina sempat melayangkan protes pada Mei 2021 terhadap China setelah puluhan kapal tempur China terlihat memasuki perairan Kepulauan Spratly yang selama ini menjadi kawasan yang disengketakan oleh banyak negara.

Oleh karena itu, AS diduga memilih Batam sebagai pusat maritim untuk dapat lebih dekat menekan dan memantau pergerakan China di Laut Natuna Utara.

Baca Juga: Joe Biden Kejar Para Penjual Senjata Ilegal Usai Lonjakan Kasus Pembunuhan di AS

Selain pusat maritim di Batam, AS juga diketahui memiliki pangkalan militer yang berada di sekitar wilayah Indonesia seperti di Australia, Singapura, Samudra Hindia, serta Filipina.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Strait Times

Tags

Terkini

Terpopuler