PR BEKASI - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai meminta rakyat untuk tak percaya pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Pasalnya, Natalius Pigai menilai bahwa Jokowi dan Ganjar Pranowo adalah orang yang telah merampok kekayaan Papua.
"Jangan percaya orang Jawa Tengah Jokowi dan Ganjar. Mereka merampok kekayaan kita," kata Natalius Pigai, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @NataliusPigai2, Jumat, 1 Oktober 2021.
Tak hanya itu, Natalius Pigai juga menyebut bahwa Jokowi dan Ganjar Pranowo telah menginjak-injak harga diri bangsa Papua dengan kata-kata rasis.
"Mereka bunuh rakyat Papua, injak-injak harga diri bangsa Papua dengan kata-kata rendahan rasis, monyet, dan sampah," ujar Natalius Pigai.
Terakhir, Natalius Pigai menegaskan bahwa rakyat Papua bukanlah kaum rendahan, dan dirinya akan terus melawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan.
"Kami bukan rendahan. Kita lawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan. Saya penentang ketidakadilan," kata Natalius Pigai.
Seperti diketahui, Jokowi dan Ganjar Pranowo tengah mengunjungi Papua untuk menghadiri gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX atau PON Papua 2020.
Dalam kunjungannya, rangkaian kendaraan Presiden Jokowi sempat berhenti sesaat dalam perjalanan menuju hotel tempat peristirahatan, setelah tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Pasalnya, Jokowi hendak membeli tas rajutan asli Papua atau noken, dari ibu-ibu penjual noken bernama Paulina Adi di Jalan Raya Hawai Sentani.
"Tas apa ini?" tanya Jokowi kepada Paulina Adi.
"Ini tas terbuat dari kulit kayu, Bapak," kata Paulina Adi.
Setelah melihat-lihat dan memilih, Jokowi kemudian memutuskan untuk membeli dua noken.
Sementara itu, Ganjar Pranowo menawarkan kerja sama antardesa di Jawa Tengah dan Papua pada bidang pendidikan, saat mengunjungi Kampung Adat Yoka di Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua.
Menurut Ganjar Pranowo, kerja sama antardesa di Jawa Tengah dan Papua akan sangat berguna untuk mengembangkan potensi sekaligus memajukan daerah.
"Saya itu membina kades-kades di Indonesia, nanti bisa dibuat desa kembar, antara Yoka dan desa-desa di Jateng. Jadi bisa saling belajar, bertukar pengalaman untuk memajukan daerah masing-masing," tutur Ganjar Pranowo.***