Harga Mi Instan dan Roti Terancam Naik, Ekonom Sebut Dampak dari Konflik Rusia dan Ukraina

3 Maret 2022, 11:57 WIB
Ilustrasi uang. Ekonom sebut harga mi instan dan roti terancam naik akibat konflik Rusia dan Ukraina. /Pixabay.com/

PR BEKASI – Konflik Rusia dan Ukraina disebut-sebut dapat mempengaruhi ekonomi Indonesia.

Menurut Lembaga Kajian Ekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance, ekonomi Indonesia diproyeksikan menurun 0,014 persen.

Hal itu kemudian berdampak pada kenaikan harga sembako dan beberapa komoditas seperti minyak, mi instan, dan roti.

Baca Juga: Somi Tak Sengaja Bocorkan Suara Jennie saat Menyanyi, Diduga Lagu Baru BLACKPINK

Sementara itu, bahkan disebutkan ada dampak jangka menengah dan panjang akibat dari konflik Rusia dan Ukraina terhadap Indonesia.

Disebutkan bahwa akibat dari konflik tersebut, konsumsi masyarakat Indonesia terutama kelas menengah dan ke bawah itu akan merasakan dampaknya.

Yang menjadi penyebabnya adalah karena dua negara yang sedang berkonflik tersebut merupakan produsen utama gandum yang dikenal murah dan kompetitif.

Baca Juga: Sinopsis Film Split Malam Ini di GTV: Teror Pria dengan 23 Kepribadian Berbeda

Diketahui, gandum adalah bahan untuk pembuatan mi instan dan roti.

Maka tak ayal jika, pasokan gandum akan terhambat dan dapat meningkatkan harga karena konflik yang terjadi di negara tersebut.

"Kalau masyarakat mengeluarkan uang lebih banyak untuk roti dan mi instan maka pengeluaran untuk barang lain berkurang,” ujar, Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro, yang merupakan seorang ekonom.

Baca Juga: Tentara Neo Nazi Ukraina Oleskan Lemak Babi pada Peluru untuk Lawan Pasukan Muslim Chechnya

“Jadi akan pengaruhi masyarakat menengah ke bawah yang memiliki porsi pengeluaran untuk makanan lebih besar dari pendapatannya," tuturnya menambahkan, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Satria pun mengatakan, jika kedua negara tersebut masih terus berkonflik, maka tidak menutup kemungkinan kalau Indonesia akan melakukan impor gandum ke negara lain.

Namun, harga gandum di negara-negara seperti India, Argentina, dan Australia dikatakan cenderung lebih mahal dibandingkan Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Ahli Minta Masyarakat Waspadai Musim Pancaroba, Disebut Bisa Dorong Peningkatan Kasus Covid-19

Sehingga, apabila hal itu terjadi maka kemudian akan menyebabkan peningkatan inflasi dan mempengaruhi konsumsi rumah tangga.

Meskipun begitu, ia berharap kalau Pemerintah mampu membuat stimulus ekonomi yang lebih menyasar target dalam menghadapi dampak konflik Rusia dan Ukraina.

Selain itu, mempersiapkan kebijakan untuk mengatasi kenaikan harga komoditas terlebih menjelang momen Hari Raya Idul Fitri.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler