Kasus Baru Covid-19 Masih Tinggi, Jokowi: Pejabat Daerah Harus Siap dengan Segala Kondisi Terburuk

30 Juni 2020, 16:03 WIB
PRESIDEN Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja ke Jawa Tengah (Jateng), Selasa 30 Juni 2020.* /Biro Pers Sekretariat Presiden/

PR BEKASI - Kasus baru pandemi virus corona atau Covid-19 di Indonesia setiap harinya terus bertambah signifikan, bahkan dalam dua pekan terakhir stabil di angka 1.000 kasus.

Sebagai contoh, pada Senin 29 Juni 2020, penambahan jumlah kasus baru virus corona di Indonesia sebanyak 1.082 kasus sehingga total kasus positif mencapai angka 55.092 kasus.

Melihat penambahan kasus baru virus corona yang masih stabil dan belum menunjukkan tren penurunan, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) memberikan imbauan bahwa ancaman pandemi virus corona hingga saat ini masih terus membayangi Indonesia.

Baca Juga: Diancam Akan Dipidanakan, Rhoma Irama: Saya Berharap Bupati Bogor Hanya Bercanda 

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan kepada seluruh pejabat di daerah agar selalu berhati-hati dan selalu siap dengan segala kondisi terburuk.

"Agar tidak ada serangan gelombang kedua pandemi virus corona," kata dia dalam kunjungannya ke wilayah Semarang, Jawa Tengah.

Jokowi menyebutkan bahwa ancaman virus corona di Indonesia sendiri hingga saat ini belum berakhir terus mengalami perubahan bahkan dinamis dan cenderung masih tinggi.

"Perlu dijaga jangan sampai muncul gelombang kedua. Jangan sampai muncul second wave. Saya titip, yang kita hadapi ini bukan hanya urusan krisis kesehatan, tapi juga masalah ekonomi, krisis ekonomi," ucap Jokowi.

Baca Juga: Tegas Tolak RUU HIP, GMBI Sumedang: Pancasila adalah Ideologi Final dan Mengikat 

Dia menjelaskan krisis ekonomi yang dialami di Indonesia meliputi demandsupply hingga produksi. Pada kuartal I, Jokowi menyebutkan di tengah pandemi di Indonesia ini hanya tumbuh sebanyak 2,97 persen.

"Pada saat keadaan normal di kuartal I bisa tumbuh di atas 5 persen," katanya. Dikatakan, pada kuartal II pertumbuhan ekonomi sangat mengkhawatirkan karena di posisi minus.

Sehingga, ia menekankan, hati-hati mengelola manajemen krisis agar persoalan kesehatan dan ekonomi dapat ditangani dengan baik.

"Jadi saya harapkan, bapak ibu sekalian, gas dan rem-nya ini betul-betul diatur," ucapnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler