Kelelahan Mental Hadapi Kasus Covid-19 yang Meningkat, Jadi Penyebab Gugurnya Ratusan Tenaga Medis

4 September 2020, 22:26 WIB
Ilustrasi dokter yang saat ini tengah menghadapi kerentanan terhadap stres. //pexels.com/Jonathan Borba

PR BEKASI - Tenaga kesehatan yang berperan sebagai garda terdepan untuk melawan Covid-19 di Indonesia, satu persatu gugur di medan perang.

Menurut survei dari program studi Magister Kedokteran Kerja (MKK) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), tenaga kesehatan tersebut mengalami kelelalan mental atau burnout di masa pandemi Covid-19 saat ini yang dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Survei yang dilakukan secara online ini melibatkan sekitar 1.461 orang tenaga kesehatan yang diikuti oleh dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dokter gigi spesialis, bidan, perawat, dan tenaga laboratorium dari berbagai provinsi di Indonesia pada Februari 2020-Agustus 2020.

Baca Juga: Nilai Keberhasilan Platform Digital Selama PJJ, Kemendikbud Anggarkan Lagi Rp109,85 Miliar

Para partisipan rata-rata berusia 35 tahun dengan masa kerja lima tahun yang memiliki jam kerja saat Covid-19 selama 38,5 jam per minggu.

Hasil survei menunjukkan, sebanyak 82 persen partisipan mengalami burnout tingkat sedang, 1 persen berat, dan 17 persen tingkat burnout ringan.

"Ini suatu hal yang sudah harus diwaspadai karena begitu masuk berat susah ditanggulangi, harus segera dilakukan sesuatu," ujar ketua tim peneliti Dr. dr. Dewi S. Soemarko dalam konferensi virtual FKUI, Jumat 4 September 2020.

Lebih lanjut, kelelahan mental yang dirasakan para tenaga kesehatan ini salah satunya karena kelelahan bekerja akibat beban kerja yang tinggi

Baca Juga: Pelanggar Protokol Kesehatan di Cimahi Dihukum Push Up, Wali Kota: Supaya Ingat Pakai Masker

Sampai saat ini dari data Covid-19.go.id, terpantau kasus terkonfirmasi Covid-19 ada 187.537 dengan tambahan 3.269 terkonfirmasi Covid 19. Sebanyak 134.181 pasien dinyatakan sembuh dan sebanyak 7.832 dinyatakan meninggal dunia.

Tentu dengan banyak kasus akan meningkatkan beban kerja bagi para tenaga kesehatan.

Dalam kesempatan itu, Dekan FKUI Prof. dr. Ari Fahrial Syam menegaskan burnout menjadi salah satu kondisi yang dialami pada dokter-dokter di Indonesia saat masa pandemi Covid-19.

"Burnout menjadi salah satu faktor, yang terjadi pada dokter-dokter kita. Banyak dokter yang sehat, tetapi akhirnya menjadi korban (Covid-19) dan meninggal, karena walau fisik sehat tetapi stres cukup tinggi dan kurang istirahat, mengalami permasalahan kesehatan apalagi dengan Covid-19 ini," ujar dia.

Baca Juga: Ingin Bergabung Kembali dengan Indonesia, Simak Fakta tentang Timor Leste Sejak Kemerdekaan 1999

Tentu hal ini tak boleh dibiarkan, jangan sampai tenaga kesehatan menjadi korban lagi sehingga masyarakat harus lebih disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

Diberitakan sebelumnya di Pikiranrakyat-Bekasi.com, pada 31 Agustus lalu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melalui akun media sosial resmi IDI @PBIDI mengabarkan bahwa 100 dokter sudah gugur dalam perjuangan melawan Covid-19.

"Sejawat sekalian, sejawat dokter yang gugur dalam penanganan Covid-19 sudah mencapai 100. Demikian juga petugas kesehatan lainnya yang gugur juga bertambah," tulis dr. Daeng M. Faqih, SH, MH dalam keterangan yang diunggahnya melalui akun Twitter resmi IDI @PBIDI.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler