Pansus 'Rajawali' Tuai Polemik, Bamsoet: Itu Demo Taruna-taruni STIN yang Selesai Pendidikan

15 September 2020, 13:20 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. /ANTARA/

PR BEKASI - Beberapa waktu lalu, beredar sebuah video di media sosial yang menunjukkan Badan Intelijen Nasional (BIN) menampilkan atraksi pasukan khusus bernama Rajawali.

Pasukan khusus tersebut mengenakan seragam lapangan taktikal, menyandang kelengkapan komunikasi, perlindungan diri, hingga senjata laras panjang.

Mereka beraksi saat Inagurasi Peningkatan Statuta STIN di Plaza STIN, Sentul, Kabupaten Bogor pada Rabu 9 September 2020.

Baca Juga: Ilmuwan Sebut Orang yang Ngorok Saat Tidur Miliki Risiko Kematian Akibat Covid-19 3 Kali Lebih Besar

Diketahui, video tersebut pertama kali diunggah oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau yang akrab disapa Bamsoet di akun Instagram pribadinya @bambang.soesatyo.

Munculnya video tersebut lantas menimbulkan berbagai pertanyaan dari sejumlah pihak, salah satunya dari Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan.

Syarif Hasan mempertanyakan terkait keberadaan "pasukan khusus" BIN yang bernama Rajawali, karena tidak memiliki payung hukum yang jelas, dan bepotensi menimbulkan polemik dalam kekuatan bersenjata di Indonesia.

Baca Juga: Bukan Tanpa Alasan, Seragam Baru Satpam Mirip Baju Dinas Polisi Ternyata Ada Filosofinya

Menurut dia, secara konstitusional, Indonesia hanya mengenal dua bentuk kekuatan bersenjata yakni TNI dan Kepolisian Republik Indonesia.

TNI adalah komponen utama pertahanan negara untuk menegakkan kedaulatan bangsa yang terdiri atas tiga matra yakni TNI AD, TNI AL, dan TNI AU.

Menanggapi hal tersebut, Bamsoet memastikan tidak ada pasukan khusus bentukan Badan Intelijen Negara (BIN) yang ramai menjadi polemik di masyarakat setelah dirinya mengunggah video tersebut di akun Instagram pribadinya.

Baca Juga: 9 Provinsi Sumbang 75 Persen Kasus Covid-19, Jokowi Minta Luhut Pandjaitan Selesaikan dalam 2 Pekan

"Video yang saya unggah di akun Instagram saya itu adalah demonstrasi para taruna-taruni Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) yang baru selesai pendidikan dengan berbagai keahlian khusus tersebut, mempertunjukkan kemahirannya," kata Bambang Soesatyo di Jakarta, Selasa, 15 September 2020, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Menurutnya, para taruna-taruni STIN itu menamakan dirinya Pasukan Khusus Rajawali di dalam acara saremoni Inaugurasi Peningkatan Statuta STIN dan Peresmian Patung Bung Karno di STIN, Sentul, Bogor, pekan lalu.

Bamsoet mengaku bangga, dan mendukung penuh prestasi para taruna-taruni STIN seperti yang dipertunjukkan secara luar biasa di hadapannya dan para undangan khusus lainnya sebagai bentuk prestasi pencapaian puncak pendidikan mereka selama di STIN.

Baca Juga: Ikut Terdampak Covid-19, Kemendikbud Puji Perguruan Tinggi yang Alami Lompatan Berinovasi Selama PJJ

Para taruna-taruni itu tidak hanya mahir menggunakan berbagai jenis senjata laras pendek dan laras panjang, tapi juga mahir menjinakkan bom, membebaskan sandera, terjun dari atas gedung memakai tali, dan mahir bela diri dengan tangan kosong Tarung Derajad, juga dapat menaklukkan penyerang 20 orang bersenjata tajam seorang diri.

Menurut Bamsoet, seharusnya masyarakat bangga memiliki putera-puteri dengan kemahiran yang tidak kalah dengan kemampuan badan-badan intelijen dunia yang mempunyai tim taktis yang memang sewaktu-waktu dibutuhkan.

Bamsoet menilai apabila diperlukan, para taruna-taruni jebolan STIN tersebut siap diturunkan dalam operasi khusus oleh Kementerian Pertahanan RI dan TNI sesuai dengan amanat undang-undang.

Baca Juga: Edhy Prabowo Tidak Hadir dalam Raker dengan DPR, Sekjen KKP Antam Novambar Hadir Mewakili

"Bagi saya, intelijen yang mumpuni, selain menjadi mata dan telinga negara serta mahir dalam menganalisa informasi, juga harus terampil melakukan penyusupan, penyamaran, propaganda, agitasi, provokasi, menggelar operasi rahasia, dan mampu melakukan pertempuran baik perorangan sebagai pertahanan diri maupun sebagai kelompok untuk melumpuhkan musuh di medan yang rumit dan sulit," tutur Bamsoet.

Menurutnya, demo ketangkasan yang ditunjukkan para taruna-taruni STIN sangat membanggakan.

Hal itu menunjukkan SDM intelejen Indonesia tidak kalah dengan kehebatan 10 intelijen terbaik dunia seperti CIA (Amerika), M16 (Inggris), GRU (Rusia), DGSE (Prancis), ISI (Pakistan), BND (Jerman), Mossad (Israel), R&AW (India), ASIS (Australia), CSIS (Kanada), dan badan intelejen dunia lainnya.

Baca Juga: Atasi Pandemi Covid-19, Erick Thohir Putuskan Dua Macam Vaksin untuk Bantu Masyarakat Indonesia

Bamsoet sekali lagi menegaskan, dirinya bangga pada taruna-taruni STIN yang dilatih keterampilan khusus, "soft skill" sehingga tangguh dan profesional dalam melaksanakan tugasnya dengan baik, menjaga keamanan negara, dan menjaga NKRI sesuai amanat UUD 1945.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler