Waspada, Lempeng Sunda Tunjukkan Pergerakan, LIPI: Jalur Ini Bisa Hasilkan Gempa dan Tsunami Raksasa

28 September 2020, 06:24 WIB
Tsunami yang melanda Jepang pada 11 Maret 2011 lalu. /Mainichi.jp/

PR BEKASI - Pergerakan yang ditunjukkan oleh lempeng tektonik cukup aktif di wilayah Indo-Austrlai dengan Eurasia (Lempeng Sunda) berhasil dideteksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyebut, pergerakan itu mengacu pada adanya potensi gempa yang dapat menimbulkan tsunami di selatan Pulau Jawa.

"Ada pergerakan lempeng tektonik di Indo-Australia dengan Eurasia atau Lempeng Sunda di sebelah utaranya, sehingga lokasinya ada di selatan Jawa di laut lepas," kata ketua BMKG tersebut, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Senin, 28 September 2020.

Baca Juga: Hasil MotoGP Catalunya: Fabio Quartararo Juara, Valentino Rossi dan Dovizioso Gagal Finis

Rahmat menuturkan, titik pergerakan lempeng berada di sekitar 200 kilometer dari garis pantai di selatan Jawa ke arah laut bagian selatan.

Lempeng itu terus mengalami pergerakan sekitar 6 hingga 7 senitmeter per tahun.

Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Eko Yulianto mengatakan, gempa dan tsunami raksasa berpotensi akan berulang di jalur-jalur tunjaman lempeng.

Baca Juga: Gelar Rapat di Hari Libur, Buruh Pergoki Baleg DPR Bahas RUU Ciptaker di Hotel

"Jalur-jalur ini akan tetap menghasilkan gempa dan tsunami raksasa di masa datang. Tiap-tiap jalur memiliki waktu perulangan ratusan hingga ribuan tahun," kata Eko.

Untuk diketahui, sebelumnya, Tim Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI meneliti tsunami purba sejak 2006 di pantai Lebak, Pangandaran, Cilacap, Kutoarjo, Kulonprogo, dan Pacitan.

Endapan tsunami berumur 300 tahun ditemukan di sepanjang pantai itu.

Baca Juga: Jaminan Kehilangan Pekerjaan Masuk dalam Skema Baru RUU Ciptaker, Elen: Aturan Merugikan Buruh

Di Lebak, tsunami tersebut mengendapkan batang-batang kayu di suatu rawa 1.5 kilometer dari garis pantai.

Di Pangandaran, diketahui tsunami yang pernah menggulung wilayah tersebut itu menghancurkan mangrove.

Penelitian di lokasi bandara baru Kulonprogo menemukan pasir yang kaya akan jasad renik penghuni laut dalam, foraminifera dan radiolaria.

Baca Juga: Beralasan Ingin Bertemu Kiai, Pria Asal Tangerang Ini Diamankan Polisi Usai Buat Gaduh di Pesantren

Lokasi-lokasi endapan tsunami purba tersebut berada hingga 2.5 kilometer dari garis pantai. Artinya, menurut Eko, tsunami merangsek daratan setidaknya sampai 2.5 kilometer.

Eko menuturkan, jika lempeng di selatan Jawa sepanjang 800 km bergeser, gempa magnitudo 9 dapat terjadi.

Sebagai gambaran, tsunami Aceh 2004 dipicu gempa magnitudo 9.1 akibat pergeseran lempeng sepanjang 1.300 kilometer.

Baca Juga: Lakukan Survei terhadap Kebutuhan Kuota Internet, FSGI Sebut Kuota Umum 5 Gb Dinilai Masih Kurang

Tsunami Jepang 2011 dipicu oleh gempa magnitudo 9 akibat pergeseran lempeng sepanjang 500 kilometer.

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler