Hasil Survei, 70 Persen Masyarakat Yakin Vaksin Merah Putih Bisa Jadi Senjata Ampuh Perangi Covid-19

18 Oktober 2020, 21:41 WIB
Ilustrasi: Vaksin Merah Putih Covid-19 diyakini masyarakat bisa akhiri pagebluk Covid-19. /PIXABAY/Alexandra_Koch/

PR BEKASI – Sebanyak 70.7 persen masyarakat meyakini bahwa vaksin COVID-19, Merah Putih, yang dikembangkan Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia akan mengakhiri pandemi.

Data tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi).

Manajer Riset Lembaga Survei Kedai Kopi, Justito Adiprasetio mengungkapkan hasil riset ini merupakan bentuk harapan masyarakat agar vaksin tersebut dapat menyudahi pandemic COVID-19.

Baca Juga: Beri Ucapan Selamat Atas Kelulusan Putri Gubernur, Mahfud MD Sebut Anies Baswedan 'Culun'

"Tingkat optimisme yang tinggi menunjukkan apresiasi publik terhadap pemerintah yang sedang mengembangkan vaksin Merah Putih, serta merupakan representasi harapan masyarakat bahwa vaksin ini dapat menyelesaikan pandemi COVID-19," ungkapnya, Minggu, 18 Oktober 2020, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Menurutnya, "Survei Opini Publik Pengembangan Vaksin Merah Putih" dilakukan terhadap sejumlah pekerja di DKI Jakarta, menilai tingkat optimisme terhadap vaksin Merah Putih dan seputar pandemi COVID-19.

Justito mengatakan, survei tersebut juga mengungkap kenaikan persepsi ancaman COVID-19 di mata publik, dibandingkan enam bulan lalu. Sebanyak 64.7 persen responden yang menjawab bahwa COVID-19 sebagai sebuah ancaman.

Baca Juga: Pembunuh Rangga Tewas Saat Dilarikan ke Rumah Sakit, Polisi Ungkap Kronologi Kejadiannya

Hal tersebut berbanding lurus dengan sedikitnya jumlah responden yang percaya bahwa orang Indonesia kebal terhadap COVID-19 yaitu sebesar 26.5 persen. Jumlah tersebut menurun 5.3 persen dari survei sebelumnya yang dilakukan pada awal September 2020 lalu.

"Meningkatnya persepsi ancaman COVID-19 dan semakin menurunnya tingkat kepercayaan bahwa orang Indonesia kebal terhadap COVID-19 merupakan sebuah penanda bahwa tingkat kesadaran publik akan bahaya dari virus itu meningkat," kata Justito.

Di samping itu, survei tersebut juga memperlihatkan terbaginya persepsi responden terhadap efektifitas dari pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang kedua oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Juga: Israel dan Amerika Serikat Rayu Sudan Segera Normalisasi Hubungan Diplomatik

Sebanyak 49.8 persen menyatakan PSBB kedua ini efektif, berbanding tipis dengan yang menyatakan bahwa PSBB kedua ini tidak efektif sebanyak 48.7 persen.

Selain itu, jumlah responden yang bekerja dari rumah sebanyak 30,5 persen, sedangkan yang masih masuk ke kantor sebanyak 36.1 persen. Sisanya, sebanyak 33.4 persen menyatakan bahwa mereka mendapatkan shift masuk bergiliran.

Selanjutnya, survei ini juga menunjukkan bahwa kasus positif COVID-19 sudah menjangkiti lingkungan terdekat.

Baca Juga: Mengerikan, Polisi Ungkap Kondisi Mayat Cai Chang Pan Saat Ditemukan Bunuh Diri di Tengah Hutan

Sebanyak 26.5 persen responden menjawab bahwa ada orang dari lingkungan terdekat mereka yang terkena kasus positif COVID-19. Rata-rata jumlah orang yang positif COVID-19 dari lingkungan terdekat tersebut sebanyak tiga hingga empat orang.

Selebihnya, sebanyak 35 persen menjawab tidak dan 38.5 persen lainnya menjawab tidak tahu.

Ia menyebutkan, survei ini dilakukan pada 8 - 10 Oktober 2020 dengan menggunakan telepon (telesurvei) kepada 803 responden yang merupakan pekerja/karyawan kantor di DKI Jakarta.

Baca Juga: Mengerikan, Polisi Ungkap Kondisi Mayat Cai Chang Pan Saat Ditemukan Bunuh Diri di Tengah Hutan

"Responden survei berasal dari panel survei Lembaga Survei Kedai Kopi dari Agustus 2018 – Agustus 2020 yang berjumlah 5.426 orang, dengan kriteria pekerja kantor di Jakarta dan berusia lebih dari 17 tahun. Dengan demikian tingkat respons (response rate) telesurvei adalah sebesar 14,8 persen." tuturnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler