Polemik 'Mulut Kotor' Gus Nur, Pengamat Politik: Wong Dia Sendiri Mengaku Tidak Bisa Baca Al-Quran

22 Oktober 2020, 11:25 WIB
Sugi Nur Raharja atau akrab disapa Gus Nur yang dianggap menghina NU. /YouTube/ Refly Harun

PR BEKASI - Baru-baru ini nama Sugi Nur Raharja atau akrab disapa Gus Nur kembali mencuat akibat komentar kontroversialnya yang dinilai telah menghina organisasi Nahdlatul Ulama, dalam sebuah pernyataannya di acara dialog dalam kanal YouTube Refly Harun.

Dalam dialognya di YouTube Refly Harun, Gus Nur diduga menghina Nahdlatul Ulama (NU), ia juga menghina Ketua Umum PBNU KH. Aqil Siradj, menghina ketua GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas atau biasa disapa Gus Yaqut.

Melalui unggahan video di kanal YouTube CokroTV, pengamat politik Eko Kuntadhi menyayangkan seorang Refly Harun yang mengundang Gus Nur sebagai bintang tamunya.

Baca Juga: Tolak Substansi dan Pengesahan UU Cipta Kerja, Demokrat: Kami Kritis Suarakan Kepentingan Rakyat

Eko mengatakan tak hanya menghina para pimpinan, Gus Nur juga menghina seluruh warga NU yang dikatakan berisi orang-orang PKI. "Kurang ajak kan?," ucapnya menambahkan.

Menurut dia, ucapan Gus Nur ini bukan sekali dua kali, menurut Eko, sudah sering juga Gus Nur melakukan penghinaan terang-terangan terhadap NU dan warga NU.

"Bahkan di pengadilan Jawa Timur, ia sudah dijatuhkan hukuman 1 tahun 8 bulan, akibat bacotnya tersebut. Kini perkaranya masih dalam tahap persidangan selanjutnya," tutur Eko.

Baca Juga: Kowani Sebut Tingkat Pastisipasi Politik Kaum Perempuan Dinilai Rendah

Eko pun dibuat heran karena seorang Refly Harun yang merupakan mantan komisaris BUMN dan ahli tata negara mengundang seorang Gus Nur sebagai lawan bicaranya dalam sebuah dialog di channel YouTubenya.

"Tapi siapa yang menyangka, orang kayak Refly bakal mengajak Gus Nur, penceramah bermulut kotor itu, di atas panggungnya, bersiaran di channel YouTubenya?," ucapnya.

Menurutnya, Refly Harun juga pasti sadar Gus Nur hanyalah mantan tukang obat keliling dan seorang pemain debus untuk jualan obatnya agar laku.

Baca Juga: Tanggapi Soal Sikap Represif Pemerintah, Mardani Ali Sera: Harusnya Jokowi Jadi Penyeimbang

"Riwayat pendidikannya juga gak jelas, demikian juga soal pendidikan agamanya, wong dia sendiri mengaku tidak bisa baca Al-Quran,"

Meski mendapuk dirinya sebagai penceramah agama yang mestinya menjadi contoh soal akhlak dan perilaku, menurut Eko, Gus Nur tetaplah Gus Nur. "Ia bukan orang sekolahan, ia tidak mengenyam pendidikan agama," ucapnya menambahkan.

"Jadi jangan heran jika mulutnya tetap saja kotor dan sedihnya, justru kekejian mulutnya itulah yang menjadi andalan jualan ceramahnya," tutur Eko.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler