Dewi Tanjung Pertanyakan Wewenang Najwa Shihab, Refly Harun: Kenapa Harus Persoalkan Tetek Bengeknya

31 Oktober 2020, 16:10 WIB
Tangkapan layar YouTube Refly Harun yang membahas soal video kontroversi Najwa Shihab yang dipertanyakan politisi PDIP Dewi Tanjung, Sabtu 31 Oktober 2020. /YouTube Refly Harun

PR BEKASI - Video rekaman CCTV hasil investigasi Najwa Shihab dan tim Narasi TV yang mengungkap para pelaku pembakaran Halte TransJakarta, Sarinah, Jakarta, hingga kini masih ramai menjadi perbincangan publik.

Namun, Politikus PDIP Dewi Tanjung sempat mempertanyakan wewenang Najwa Shihab bersama Narasi TV dalam mengakses rekaman CCTV itu.

"Ada yang bilang hasil investigasi Narasi TV milik Najwa hasil forensik. Waow hebat ya mereka bisa melakukan uji forensik tanpa izin pihak yang berwajib. Karena uji forensik itu dilakukan oleh tim Labfor dari kepolisian bukan wewenang Narasi TV. Lalu mereka punya rekaman CCTV dapat dari mana?" tulis Dewi Tanjung di Twitter, Sabtu, 30 Oktober 2020.

Baca Juga: Henry Subiakto Sebut Video Narasi TV Hoaks, Fadli Zon: Hal Elementer Saja Sudah Salah dan Ceroboh

Menanggapi pernyataan Dewi Tanjung itu, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun justru mengapresiasi Najwa Shihab dan tim Narasi TV, karena bisa membantu kepolisian dalam mengungkap peristiwa yang sesungguhnya terjadi saat demo rusuh pada 8 Oktober 2020 lalu.

Sehingga aksi demo mahasiswa dan buruh, tidak lagi dicap sebagai perbuatan yang anarkis.

Dirinya pun menyayangkan kenapa masih ada pihak-pihak yang mempersoalkan hal-hal yang sesungguhnya tidak perlu lagi diributkan.

"Jadi kenapa harus dipersoalkan ingredient-nya, kenapa harus dipersoalkan soal otoritasnya atau hal tetek bengek lainnya," kata Refly Harun, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Refly Harun, Sabtu, 31 Oktober 2020.

Baca Juga: DPO Hiendra Soenjoto Ditangkap Bersama sang Istri, KPK Dalami Biaya Hidup Selama Pelarian

"Bukankah kita harus lebih berkonsentrasi terhadap hasil temuannya? Karena di situ ada wajah-wajah, ada orang yang semua orang Indonesia bisa melihatnya. Mereka berpakaian hitam, melakukan pembakaran, dan lain sebagainya," tambahnya.

Menurutnya, satu atau dua orang pelaku tersebut bisa dikenali. Walaupun tidak, video tersebut bisa menjadi bukti bahwa ada sekelompok orang yang datang khusus untuk membakar Halte TransJakarta.

Hal itu pun membuktikan bahwa para pelaku tersebut bukan bagian dari mereka yang ikut demo menolak UU Cipta Kerja.

Oleh karena itu, seharusnya temuan dari tim Narasi TV tersebut bisa dijadikan bahan renungan untuk melakukan penyelidikan-penyelidikan lebih lanjut.

Baca Juga: Sandiaga Uno Tak Mudah Pindah Haluan, Pengamat: Kalau Mau, Sejak Kalah Pilpres Banyak Kesempatan

"Terlepas dari kontrovesinya, saya ingin temuan ini ditindaklanjuti oleh aparat keamanan, oleh penyelidikan dan penyidikan yang berlangsung secara murni dan independen, agar pelaku sesungguhnya dapat terungkap, baik pelaku di lapangan maupun aktor intelektualnya," tutur Refly Harun.

Menurut Refly Harun, keberadaan aktor intelektual itu sangat memungkinkan, karena tidak jarang ada dua kepentingan yang saling bertentangan, tapi sama-sama membutuhkan kerusuhan.

"Bisa jadi mereka yang ingin melegitimasi demonstrasi atau mereka yang ingin mendramatisasi bahwa kekacauan sudah terjadi di mana-mana," ujar Refly Harun.

Menurutnya, entah itu legitimasi ataupun dramatisasi, kedua-duanya sama buruknya, karena semua orang memiliki kewajiban untuk menghormati dan menjaga ketertiban aksi demonstrasi.

Baca Juga: Soroti Karikatur Nabi Muhammad, Ini Pesan Sheikh Sudais Soal Arti Kebebasan

Refly Harun pun menilai bahwa pernyataan Dewi Tanjung itu tidak relevan.

"Jadi saya menganggap pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan Dewi Tanjung tersebut mungkin tidak terlalu relevan. Tetapi sebagai sebuah pendapat ya harus kita hargai," kata Refly Harun.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler