Kupas Tuntas Alasan di Balik Sebutan Muhammad Rocky Gerung, Ternyata Rocky Pernah 'Masuk' Pesantren

2 November 2020, 10:10 WIB
Tangkapan layar sebutan 'Muhammad Rocky Gerung' yang membuat warganet kaget. /YouTube Rocky Gerung Official

PR BEKASI - Sebutan "Muhammad Rocky Gerung" baru-baru ini oleh mantan adik kelasnya di Universitas Indonesia (UI) sekaligus penyanyi di era 1980-an Neno Warisman.

Hal itu tentu membuat warganet bertanya-tanya sebenarnya apa alasan Neno Warisman membuat panggilan baru tersebut untuk Rocky Gerung.

Ternyata ada beberapa alasan mendasar sehingga sebutan tersebut muncul, Menurut Rocky Gerung, dirinya merasakan ketidakadilan dalam pemerintahan saat ini kepada umat Islam.

Baca Juga: Kunjungan Suga dan Pompeo Dinilai Punya Tujuan Berbahaya, Rocky: Amerika Bisa Gelar Senjata di LCS

"Seolah-olah ada kontras antara Pancasila dan Islam, itu berbahaya sebetulnya, jadi saya membela hak moslem society, rekan-rekan sewarga negara saya untuk hidup setara di republik ini," ucapnya.

"Itu mulai dengan 212 yang begitu berniat untuk menuntut keadilan, tapi bahkan diberitakkan pun tidak kan," tuturnya menambahkan.

Rocky Gerung menekankan bahwa dirinya bukan pro 212, dia hanya pro pada hak rakyat dan berharap ada hubungan timbal balik dengan dirinya membela 212.

Baca Juga: Din Syamsuddin Sebut 3 'Kerusakan Politik' di Indonesia, Refly Harun: Kritiknya Sangat Luar Biasa

"Saya ingin kalo saya digituin juga, 212 pro saya gitu, karena kita sama-sama ada di dalam kehidupan republik bukan kehidupan kerajaan, jadi pemerintah gak boleh bikin diskriminasi itu," ucapnya.

Rocky Gerung menilai bahwa baik yang percaya politik identitas muslim, politik Pancasila, politik liberal dan sebagainya itu hal yang wajar namun jangan sampai pemerintah lakukan diskriminasi, karena manusia berhak memilih jalannya sendiri.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin, 2 November 2020, dirinya pun mengumpakannya dengan suatu puisi yang pernah dibacanya.

Baca Juga: Beberapa Kecamatan di Kabupaten Bekasi Mulai Antisipasi Datangnya Banjir Tahunan

"Beri aku satu pintu dari banyak jalan menujuMu, jadi warga negara juga begitu menuntut supaya semua pintu boleh dipakai, tapi jika hanya minta satu pintu aja ditutup kan aneh itu, gak boleh kayak gitu," tuturnya.

Namun dirinya mengakui bahwa republik ini dibangung berdasarkan sejarah-sejarah Islam.

"Sejarah republik ini berbasis pada muslim politik, kan Pancasila itu 22 juni ada piagam Jakarta yang bunyi sila pertamanya awalnya Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya," ucapnya.

Baca Juga: Sembunyikan Hasil Diagnosis, Pangeran William Ternyata Pernah Tertular Covid-19 April Lalu

"Lalu karena kelegaan hati moslem society yang mayoritas, mereka bersedia mengganti tujuh kalimat di belakangnya sehingga menjadi kalimat Ketuhanan yang maha esa itu," tuturnya menambahkan.

Menurutnya walaupun tujuh kata terakhir tersebut dihapus namun tetap memorinya tidak dihapus dalam sejarah Islam di Indonesia.

"Ia dihapus dari teks Pancasila itu, tapi memori kita tahu bahwa piagam Jakarta itu juga adalah inti dari perjuangan kemerdekaan," ucapnya.

Baca Juga: Neno Warisman Kagum dengan Rocky Gerung karena Sediakan Tempat dan Alat Salat di Rumahnya

"Itu yang mesti kita ingatkan, jadi seolah-olah kalo udah dihapus maka politik muslim itu udah gak boleh ada lagi itu, bukan begitu," tuturnya menambahkan.

Rocky Gerung menilai sah-sah saja orang berpolitik dengan daya pikat agama, karena orang ingin dapat jalan lain selain jalan yang disediakan oleh ideologi lain.

Sedikit yang tahu bahwa ternyata Rocky Gerung sering keliling berbagai Universitas Islam dan masuk beberapa pesantren untuk melakukan diskusi.

Baca Juga: Polres Metro Jakarta Berhasil Ringkus Belasan Pemuda yang Diduga Sering Picu Tawuran

"Saya sudah beri banyak kuliah di banyak Universitas termasuk, Universitas Islam banyak juga, saya masuk beberapa pesantren untuk bicara soal ini, dan justru di pesantren, saya bahkan masuk ke pesantren Abu Bakar Ba'asyir, Ngruki yang dianggap sebagai sarang radikalisme enggak, saya diterima di situ dan kita berdiskusi dengan akal sehat itu," katanya.

Dirinya menjelaskan bahwa yang selama ini dianggap teroris seperti 212, mereka sebenarnya hanya menuntut keadilan.

"Jadi antropologi kita memang basisnya adalah believe, keyakinan terhadap tuhan, keyakinan terhadap kekuasaan adikodrati, dan itu yang mau dihilangkan, itu yang saya gak setuju, ya bahkan kalau bagian itu yang disebut sebagai radikal maka saya tentang itu," tuturnya.

Baca Juga: BMKG Memprakirakan Kabupaten Bekasi Hari Ini Akan Turun Hujan dari Siang hingga Malam

Lawan bicaranya Neno pun mengungkapkan rasa bangganya terhadap Rocky Gerung terkait perhatiannya terhadap umat Islam di Indonesia.

"Sebagai muslim tentu melihat ini sebagai suatu keajaiban ya, pergi ke rumahnya abang, di satu pondok eh ada mukena, saya sampai waw, saya sampai bilang ini jangan-jangan sebentar lagi dinobatkan namanya jadi 'Muhammad Rocky Gerung' saking bahagianya ini," ucap Neno.

Rocky gerung pun menyambungnya dengan menjelaskan bagaimana latar belakang di keluarganya.

Baca Juga: Catat Tanggalnya, Mulai Hari Ini Ruas Tol Jagorawi Akan Dilakukan Pemeliharaan dan Perbaikan

"Keluarga saya keluarga egaliter, di keluarga saya ada muslim cukup banyak, jadi saya terbiasa soal-soal begituan gitu, jadi keadaan itu kemudian membawa kita kepada kemampuan untuk bukan hanya apresiasi tapi masuk di dalam sistem orang lain gitu kan," tutur Rocky Gerung.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler