Ceramah Habib Rizieq Dinilai Menantang dan Penuh Kebencian, Jimly Asshiddiqie: Harus Ditindak

18 November 2020, 13:30 WIB
Kolease Haboib Rizieq dan Ketua MK, Jimly Asshiddiqie. /Instagram /@JimlyAs

PR BEKASI – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie menyoroti ceramah yang disampaikan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.

Dalam unggahan Twitternya, Jimly Asshiddiqie membagikan cuplikan video ceramah Habib Rizieq yang menyinggung soal kinerja pemerintah dan lebih khusus Polri.

Habib Rizieq menyoroti insiden penerbitan karikatir Nabi Muhammad SAW yang terjadi Prancis.

Baca Juga: Alami Kejadian Mistis, Dewi Persik Sempat Rasakan Sakit di Sekujur Tubuh hingga Mimpi Diberi Boneka

Habib Rizieq pun menyampaikan kepada pemerintah, terutama kepolisian untuk memproses laporan mengenai penistaan agama.

Menurut Habib Rizieq, hal tersebut perlu dilakukan agar kejadian di Perancis tidak terjadi di Indonesia.

"Kami minta tolong kalau ada laporan penista-penista agama proses dong, yang menghina nabi, menghina Islam, menghina ulama, Proses! Kalau tidak di proses jangan salahkan umat Islam kalau besok kepalanya ditepokkan di jalanan," kata Habib Rizieq dalam video itu.

Baca Juga: Dituding Jual Data Lokasi Pengguna ke Militer Amerika Serikat, Muslim Pro Beri Bantahan

Menanggapi video tersebut, Jimly Asshiddiqie menuturkan, apa yang disampaikan Habib Rizieq adalah contoh ceramah yang bersifat menantang dan penuh kebencian.

Jimly Asshiddiqie pun meminta aparat untuk menindaklanjuti ceramah seperti itu.

“Ini contoh ceramah yang bersifat menantang dan berisi penuh kebencian dan permusuhan yang bagi aparat pasti harus ditindak,” kata Jimly Asshiddiqie dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitternya @JimlyAs pada Rabu, 18 November 2020.

Baca Juga: Tanggapi Pemanggilan Anies, Rocky Gerung: Tujuannya Giring Opini Publik Dia Sekongkol dengan HRS

Jimly Asshiddiqie menegaskan jika ceramah bermuatan provokasi dibiarkan maka akibatnya akan meluas.

Lebih lanjut, Jimly Asshiddiqie meminta ceramah seperti itu dihentikan. Pasalnya dakwaha harus disampaikan secara hikmah.

“Jika dibiarkan provokasinya bisa meluas dan melebar. Hentikan ceramah seperti ini, apalagi atasnamakan dakwah yang mesti dengan hikmah dan mau'zhoh hasanah,” ujar Jimly Asshiddiqie.

Baca Juga: 'Dijahili' Setiap Habib Rizieq Ingin Dialog dengan Jokowi, Babe Haikal: Dia Bukan Bandar Narkoba Pak

Sebelumnya dalam cuitan yang berbeda, Jimly Asshiddiqie membandingkan antara pemimpin dan gerakan perlawanan.

Selain banyaknya yang mengkritik pemerintah, publik pun dibuat marah dengan gerakan perlawanan yang memakai kata-kata keras dan kasar.

“Tapi banyak yang marah kepada gerakan perlawanan kepada negara yang diumbar dengan kata-kata keras dan kasar seolah tidak peduli aturan bernegara,” tuturnya.  

Baca Juga: Tingkatkan Kemajuan Para Petani Tambak, Menteri KKP Panen Udang Vaname di Muaragembong

Hal ini lantas melahirkan praktik kekerasan hukum atas nama ketegasan, dampaknya akan semakin kompleks lantaran kelompok tersebut akan merasa diperlakukan secara tidak adil.

“Maka muncul praktik kekerasan hukum atas nama ketegasan? Risikonya pasti dirasakan tidak adil. Bahkan aparat dapat saja dinilai jadi alat politik. Maka stop dulu saling benci dan tunda dulu persaingan,” ujarnya.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler