Wagub DKI Minta Kerumunan di Acara HRS Jadi Pembelajaran: Maulid Bukan Diukur dari Banyaknya Peserta

18 November 2020, 18:53 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. /ANTARA/Ricky Prayoga/am

PR BEKASI - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berharap agar kejadian acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan FPI pada Sabtu lalu agar menjadi pelajaran semua pihak.

Apalagi seperti diketahui bahwa buntut dari acara tersebut membuat kerumunan yang menyebabkan adanya dugaan pelanggaran protokol kesehatan dan pemanggilan sejumlah tokoh, termasuk diantaranya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menurut Riza, acara Maulid dapat juga dilakukan melalui cara lain tanpa mengurangi arti dan maknanya, seperti contohnya dilakukan secara daring.

Baca Juga: Tanggapi Penolakan RUU Minol, DPR: Bukan Melarang, tapi Mengatur Distribusi dan Konsumsinya

Masih menurutnya, Maulid tidak harus selalu diadakan dengan mengedepankan massa, mengingat saat ini masih dalam suasana pandemi COVID-19.

"Ke depannya, mudah-mudahan peristiwa kemarin memberi pelajaran bagi kita bahwa kegiatan-kegiatan seperti Maulid Nabi, tidak harus dilakukan sebanyak-banyaknya (masyarakat), bisa dilakukan virtual dan itu tidak mengurangi arti dan maknanya," kata Riza seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Rabu, 18 November 2020.

Lebih jauh diungkap olehnya, keberhasilan pelaksanaan kegiatan keagamaan adalah bagaimana keteladanan dalam pembawaan agama yang dipraktikan dalam kehidupan.

Baca Juga: Ustaz Maaher Terancam 5 Tahun Bui Usai Dilaporkan ke Bareskrim Polri

Dia mencontohkan, dalam konteks Maulid adalah bagaimana dapat mencontoh keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam sikap dan perilakunya yang mulia, termasuk cara hidup bersih dan sehat Rasulullah dapat berguna pada masa pandemi saat ini.

"Justru keberhasilan melaksanakan maulid tidak diukur dari banyaknya peserta yang hadir tapi diukur sejauh mana peserta bisa meneladani Rasulullah. Di masa pandemi ini kita meneladani Rasulullah dengan hidup bersih dan sehat, kemudian hati juga harus bersih tidak boleh berprasangka, tidak boleh kita mentang-mentang dan sebagainya, kita harus adil," katanya.

Selain itu ia menuturkan, jika dalam pelaksanaan kegiatan seperti keagamaan, juga harus mengikuti protokol kesehatan mulai dari kehadiran peserta tidak boleh dari 50 persen, menggunakan masker hingga pengecekan suhu dengan menggunakan 'thermal gun'.

Baca Juga: Mamah Dedeh Positif Covid-19, sang Anak Minta Doa untuk Kesembuhannya

"Kemudian ada perlengkapan pendukung, peralatan sarana dan prasarana seperti wastafel, hand sanitizer, dan lain-lain, jaga jarak, ada pembatas, ada 'traffic low' dan sebagainya. Jadi semua harus diatur," kata Riza.

Meski begitu, terkait acara yang menimbulkan keramaian beberapa waktu lalu, pihak Pemprov DKI akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap apa saja yang telah dilakukan dan membuat perbaikan.

Namun politisi Gerindra ini mengatakan bahwa Pemprov DKI tidak berpikir untuk melakukan evaluasi secara personal terkait kinerja petugas RT, RW, hingga Kasatpol PP DKI akibat insiden kemarin.

Baca Juga: Alami Kecelakan Aneh di Sungai Nil, Seekor Ikan Tersangkut di Tenggorakan Seorang Nelayan

"Kita harus berpikir tenang dan jernih melakukan evaluasi terhadap beberapa kegiatan belakangan ini. Tentu evaluasi itu juga melibatkan berbagai pihak yakni dengan pemerintahan di Provinsi Banten, Jawa Barat, Satgas Pusat, dan pemerintah pusat," katanya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler