Tidak Ingin seperti Arab Spring, Tokoh Muda NU Ingatkan Bahaya Medsos sebagai Alat Propaganda

- 23 November 2020, 20:10 WIB
Tokoh muda Nahdlatul Ulama Bogor, Saepudin Muhtar atau Gus Udin dalam Rapimnas PP IPNU di Cisarua, Bogor.
Tokoh muda Nahdlatul Ulama Bogor, Saepudin Muhtar atau Gus Udin dalam Rapimnas PP IPNU di Cisarua, Bogor. /ANTARA/

PR BEKASI - Teknologi yang melahirkan media sosial (medsos) dalam genggaman hampir setiap orang saat ini oleh Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU) Saepudin Muhtar (Gus Udin) dikatakan dapat berakibat fatal jika tidak digunakan dengan bijak.

Dalam keterangannya ia mengatakan lebih jauh, medsos dapat menjadi alat propaganda yang memicu ekstremisme dan kegaduhan, sebagai contohnya ia menarik peristiwa yang terjadi di Timur Tengah pada awal 2011 lalu.

Gus Udin mencontohkan terjadinya Arab Spring yang awalnya bermula dari satu negara lalu seperti menyebar lintas batas, mulai dari Tunisia, Mesir, Libya hingga negara lainnya di negeri Arab itu.

Baca Juga: Diam-Diam PM Israel Adakan Pertemuan Rahasia dengan Putra Mahkota Arab Saudi

Salah satu penyebabnya karena adanya propaganda yang terjadi, seperti pada penggunaan media sosial, sehingga terjadi pengaruh tak terbendung yang mengilhami pergerakan lintas batas.

Dampak dari itu ialah turunnya banyak orang ke jalan dan melakukan demonstrasi besar-besaran atas sistem pemerintahan yang dianggap tidak berjalan baik. Selain itu juga berjatuhan para korban selama insiden berlangsung.

"Media sosial bisa menjadi alat gerakan sosial politik dan alat propaganda untuk melakukan aksi ekstremisme dan radikalisme seperti yang pernah terjadi di TImur Tengah, yaitu Arab Spring. Fenomena Arab Spring yang terjadi di sejumlah negara di TImur Tengah dan Afrika Utara itu bertujuan ingin mengganggu pemerintah yang sah," kata Gus Udin di Cibinong, Bogor, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Senin, 23 November 2020.

Baca Juga: FPI Sebut Konvoi TNI di Petamburan Dapat Restu Jokowi, Refly Harun: Sulit Mengatakan Tidak Sengaja

Apalagi melihat kondisi saat ini yang menurutnya sedang mengkhawatirkan, di tengah informasi di media sosial yang bebas berkeliaran, dapat menjadi pemicu gerakan ekstremisme atas isu hoaks yang beredar.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah