Wakil Ketua DPP Gerindra itu mengatakan, kebijakan melarang budidaya lobster itu telah membuat banyak usaha budidaya lobster milik nelayan di Indonesia ditutup.
"Usaha budidaya lobster nelayan miskin ini ditutup. Di Jawa Barat, Jawa Timur, di mana-mana, di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat," kata Hashim.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa hingga hari ini dirinya masih mendukung kebijakan tersebut dihentikan.
"Dengan kata lain, saya sangat setuju ekspor lobster," ujar Hashim Djojohadikusumo.
Baca Juga: Beda Prinsip Jadi Alasan Batal Menikahi Ria Ricis, Reza Surya: untuk Hal Ini Aku yang Mundur
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, Hashim mengatakan bahwa PT Bima Sakti Mutiara (BSM), perusahaan yang kini dipimpin anaknya, Rahayu Saraswati, telah berbisnis sejak tahun 1986.
Selama kurang lebih 34 tahun, Hashim menegaskan tidak pernah memiliki keinginan untuk memonopoli dalam kegiatan bisnisnya.
Adapun keinginan perusahaan yang semula bergerak dalam bisnis mutiara itu untuk terjun ke bisnis budidaya hasil laut lainnya adalah karena didorong lesunya bisnis mutiara tersebut.
"Lima tahun yang lalu, bisnis mutiara itu mulai mengalami mandek. Kami merugi terus, terus terang saja. Kami memiliki 214 karyawan di Nusa Tenggara Barat. Timbul ide lima tahun lalu untuk mengajukan diversifikasi di luar mutiara," kata Hashim.
Baca Juga: PBB Keluarkan Ganja dari Daftar Narkotika Berbahaya, Iwan Fals: Wah Keren Nih, Alhamdulilah