Baca Juga: Masyarakat Masih Melanggar Prokes, dr. Tirta: Pejabatnya Belum Memberikan Contoh yang Baik
“Hakekat pembangunan perlu beralih dari EKSPLOITASI ALAM (“ekspor benur utk $”, buka hutan merusak “rumah SDA hayati” berpotensi obat & pangan dll utk tanaman konsumsi manusia) ke PERKAYAAN SDA lestari menaikkan nilai-tambahnya berkat sains-teknologi,” ujarnya.
Atas tweet tersebut, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merespons kemudian mengunggah tangkapan layar cuitan Emil Salim dengan memberikan keterangan bahwa ia mengakui mengagumi sang ekonom.
“Selamat pagi Pak Emil, saya kagum, saya bangga, saya sayang Bapak,” kata Susi Pudjiastuti, @susipudjiastuti.
Baca Juga: Mulai Hari Ini, Tol Antasari-Brigif Berlakukan Tarif Baru
Ungkapan Susi Pudjiastuti di Twitter untuk Emil Salim itu sudah disukai lebih dari 6.500 dan 780 retweet.
Sementara itu, Emil Salim juga menyebutkan bahwa kepulauan Indonesia yang kaya raya di dunia dengan berbagai ragam macam hayati akan menjadi sumber penghasilan yang besar apabila dikembangkan dengan sains dan teknologi. Namun, itu semua akan berjalan jika ada uluran tangan dari Pemerintah.
“Hutan tropis kepulauan Indonesia diapit Samudra Hindia berbaur dgn Samudra Pasifik sepanjang khatulistiwa sehingga terkaya di dunia dgn keaneka-ragaman hayati lautan & daratan sebagai sumber obat & pangan dunia bila dikelola lestari dgn science & teknologi,” ujar Emil Salim.
Baca Juga: Sebelum Disosialisasikan, Erick Thohir Siapkan Strategi Komunikasi Publik Terkait Vaksin Covid-19
“Hutan Indonesia kaya SDA genetika khas tropis dgn posisi monopoli di dunia, utk dikembangkan dgn science & teknologi jadi squalen obat stroke, essence bunga utk parfum, Eucalyptus minyak kayu putih, mengharapkan uluran tangan pelestarian dari Pemerintah,” katanya.***