Singgung Ekspor Benih Lobster, Susi Pudjiastuti Puji dan Banggakan Emil Salim

- 6 Desember 2020, 17:44 WIB
Singgung tentang ekspor benhur Emil Salim (kiri) dapat ucapan sayang dari Susi Pudjiastuti (kanan).
Singgung tentang ekspor benhur Emil Salim (kiri) dapat ucapan sayang dari Susi Pudjiastuti (kanan). /Twitter @emilsalim2010 dan instagram @susipudjiastuti115

 

PR BEKASI – Ekonom senior Emil Salim memberikan sudut pandangnya terkait fenomena yang terjadi akhir-akhir ini dengan mengingatkan kembali beberapa isi dari Undang-undang Dasar (UUD) 1945.

Emil Salim mengutip Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan tujuan nasional yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan. 

Baca Juga: Jelang Masa Tenang Pilkada Serentak 2020, Mahfud MD Ingatkan Masyarakat Tetap Kondusif

Namun, dalam sebuah cuitan di akun Twitternya (@emilsalim2010) ia sembari mencontohkan makna dari alinea keempat UUD 1945 itu.

“UUD Negara RI: membentuk Negara utk “melindungi rakyat” (terhadap korupsi); “mensejahterakan rakyat” (naikkan nilai tambah nelayan budidayakan benur jadi lobster); “mencerdaskan rakyat” (melatih & mendidik nelayan bangsa kuasai kiat budidaya benur lobster),” kata Emil Salim, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Sabtu, 5 Desember 2020.

Bukan hanya itu, Emil Salim juga menjelaskan tentang Eksploitasi Alam dengan mencontohkan ekspor benur yang saat ini tengah menjadi perhatian publik atas penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo beberapa waktu lalu.

Menurutnya, hakikat dari pembangunan dengan cara eksploitasi alam harusnya beralih dengan cara memperkaya Sumber Daya Alam (SDA) lestari yang dapat menaikkan nilai tambah.

Baca Juga: Masyarakat Masih Melanggar Prokes, dr. Tirta: Pejabatnya Belum Memberikan Contoh yang Baik

“Hakekat pembangunan perlu beralih dari EKSPLOITASI ALAM (“ekspor benur utk $”, buka hutan merusak “rumah SDA hayati” berpotensi obat & pangan dll utk tanaman konsumsi manusia) ke PERKAYAAN  SDA lestari menaikkan nilai-tambahnya berkat sains-teknologi,” ujarnya.

Atas tweet tersebut, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merespons kemudian mengunggah tangkapan layar cuitan Emil Salim dengan memberikan keterangan bahwa ia mengakui mengagumi sang ekonom.

“Selamat pagi Pak Emil, saya kagum, saya bangga, saya sayang Bapak,” kata Susi Pudjiastuti, @susipudjiastuti.

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Tol Antasari-Brigif Berlakukan Tarif Baru

Ungkapan Susi Pudjiastuti di Twitter untuk Emil Salim itu sudah disukai lebih dari 6.500 dan 780 retweet.

Sementara itu, Emil Salim juga menyebutkan bahwa kepulauan Indonesia yang kaya raya di dunia dengan berbagai ragam macam hayati akan menjadi sumber penghasilan yang besar apabila dikembangkan dengan sains dan teknologi. Namun, itu semua akan berjalan jika ada uluran tangan dari Pemerintah.

“Hutan tropis kepulauan Indonesia diapit Samudra Hindia berbaur dgn Samudra Pasifik sepanjang khatulistiwa sehingga terkaya di dunia dgn keaneka-ragaman hayati lautan & daratan sebagai sumber obat & pangan dunia bila dikelola lestari dgn science  & teknologi,” ujar Emil Salim.

Baca Juga: Sebelum Disosialisasikan, Erick Thohir Siapkan Strategi Komunikasi Publik Terkait Vaksin Covid-19

“Hutan Indonesia kaya SDA genetika khas tropis dgn posisi monopoli di dunia, utk dikembangkan dgn science & teknologi jadi squalen obat stroke, essence bunga utk parfum,  Eucalyptus minyak kayu putih,  mengharapkan uluran tangan pelestarian dari Pemerintah,” katanya.***

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x