PR BEKASI - Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan pada Kamis, 10 Desember 2020.
Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Habib Rizieq pun akhirnya mendatangi Polda Metro Jaya pada hari ini, Sabtu, 12 Desember 2020 pukul 10.30 WIB.
Menanggapi hal tersebut, Aktivis Mohamad Guntur Romli menilai, seandainya saja Habib Rizieq kooperatif sejak awal, tentu sejumlah kekacauan yang terjadi bisa dihindari.
Baca Juga: Rakyat Argentina Terpecah, RUU Aborsi Satu Tahap Lagi Akan Disahkan di Senat
Contohnya, saat laskar FPI menghalangi upaya petugas gabungan TNI-Polri yang hendak melakukan penyemprotan disinfektan di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat pada Jumat, 27 November 2020 lalu.
Kemudian, upaya laskar FPI yang menghalang-halangi penyidik Polda Metro Jaya saat mengantarkan surat panggilan kedua pada Rabu, 2 Desember 2020 lalu.
Tak hanya itu, menurutnya, jika saja sejak awal Habib Rizieq memenuhi panggilan sebagai saksi, tentu enam laskar FPI yang selama ini setia mengawalnya tidak akan tewas ditembak mati oleh polisi.
"Andai dia kooperarif sejak awal, kekacauan bisa dihindari, tak perlu polisi dihalang-halangi saat antar surat panggilan, tak perlu tentara dicegat di Petamburan, juga 6 pengikutnya tak harus tewas," kata Guntur Romli, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan akun Twitter @GunRomli, Sabtu, 12 Desember 2020.
Andai dia kooperarif sejak awal, kekacauan bisa dihindari, tak perlu polisi dihalang2i saat antar surat panggilan, tak perlu tentara dicegat di Petamburan, jg 6 pengikutnya tak hrus tewas. Tp dia malah tertawa saat menyerahkan diri. pic.twitter.com/7X2BvmJNnP— Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) December 12, 2020
Baca Juga: Buat 'Ulah' Lagi, Iran Protes Puisi yang Dibacakan Erdogan dapat Memicu Separatisme