Singgung 'Taktik Sinterklas', Firli Bahuri: Aparatur Negara Jangan Terjebak Dalam Gratifikasi Natal

- 26 Desember 2020, 06:39 WIB
Ketua KPK, Firli Bahuri mengingatkan pejabar agar tak terjebak gratifikasi 'sinterklas' ketika Natal 2020.
Ketua KPK, Firli Bahuri mengingatkan pejabar agar tak terjebak gratifikasi 'sinterklas' ketika Natal 2020. /ANTARA

PR BEKASI - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengingatkan kepada seluruh penyelenggara negara untuk tidak terjebak dalam praktik korupsi atau suap-menyuap.

Apalagi menurutnya, di Hari Raya Natal seperti saat ini, kerap terjadi aksi suap-menyuap maupun gratifikasi dalam bentuk saling tukar bingkisan atau kado.

"Dalam kesempatan ini, saya ingatkan kepada rekan-rekan penyelenggara negara untuk tidak terjebak dalam praktik korupsi suap menyuap atau gratifikasi, seperti tukar menukar bingkisan atau kado, yang biasanya terjadi menjelang atau saat peringatan hari besar agama seperti Hari Natal," kata Firli Bahuri di Jakarta, Jumat, 25 Desember 2020, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: Warga Jakarta Wajib Tahu! Fasilitas dan Tempat Wisata Ini Tutup Selama Libur Natal dan Tahun Baru 

Menurutnya, aksi bagi-bagi atau tukar-menukar kado dan bingkisan sudah menjadi budaya dalam perayaan keagamaan, tapi tindakan tersebut akan berbahaya jika melibatkan pihak-pihak yang memiliki tujuan atau maksud tertentu.

"Pihak-pihak inilah yang memainkan 'taktik' sinterklas, 'hanya memberi tak harap kembali' hingga telah banyak abdi negara yang tertipu daya hingga terjerembab dalam pusaran korupsi," ujar Firli Bahuri.

Firli Bahuri mengatakan, selain terjebak dalam korupsi, tidak sedikit pula aparatur pemerintah dan negara yang malah mencari bahkan meminta bingkisan atau kado mewah agar tampil glamor saat hari raya.

Padahal menurutnya, dalam agama apa pun selalu diajarkan untuk hidup penuh dengan kesederhanaan.

Baca Juga: Menteri Agama Baru Jokowi Dinilai Tak Beda Jauh, Ketua Progres 98: Bapak, Jangan Politik 'Adu Domba' 

"Bukankah dalam ajaran Nasrani, Yesus memperlihatkan kesederhanaan hidupnya seperti halnya yang diterapkan Rasulullah dan para nabi dalam agama Islam pada kehidupan sehari-hari?," kata Firli Bahuri.

Menurutnya, perayaan Natal bukan soal baju baru, apalagi sampai diperoleh dari hasil atau praktik korupsi, melainkan merupakan bentuk refleksi untuk menyadarkan semua kekurangan, kelemahan, dan kesalahan diri sebagai bagian dari umat beragama.

Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa yang sepatutnya melandasi setiap perayaan apa pun di dunia ini adalah sebuah kesederhanaan.

"Semangat natal seyogyanya dapat memantik lebih dalam lagi sisi-sisi kemanusiaan, menggugah jiwa sosial sehingga dapat lebih berempati, peka, dan peduli dengan kondisi saudara-saudara sebangsa, terutama dalam masa pandemi Covid-19 saat ini," tuturnya.

Baca Juga: Tepis Isu Ingin Lindungi Syiah dan Ahmadiyah, Gus Yaqut: Sebagai Warga Negara, Bukan Jemaah 

Dia pun mengimbau masyarakat untuk merayakan Hari Natal dengan sama-sama menebar kasih dan nilai-nilai kejujuran serta kesederhanaan.

"Selamat merayakan Hari Natal, mari bersama kita tebar kasih dan selalu menyemai nilai-nilai kejujuran, kesederhanaan di hati sanubari, dengan semangat antikorupsi agar Indonesia maju, sejahtera, aman, dan damai sentosa mulai dari Sabang sampai Merauke, Miangas hingga Pulau Rote, di mana kemajuan NKRI merupakan manifestasi cita-cita bangsa," tutur Firli Bahuri.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x